Mohon tunggu...
Agnia Melianasari
Agnia Melianasari Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia pembelajar

-Writer -Speaker -Voice Over -MC, Moderator -Young Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ingin Kaya? Teruslah Berusaha dan Berdoa

9 Mei 2021   13:50 Diperbarui: 9 Mei 2021   14:05 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: https://www.instagram.com/motivasi_kaya

Siapa sih orang di dunia ini yang tidak ingin kaya? Yaa meskipun katanya tak semua kebahagiaan di dunia ini bisa diukur dengan uang. Tapi nyatanya, banyak hal yang membutuhkan uang untuk bisa mendapatkannya. Dari mulai kebutuhan pokok kita misalnya seperti sandang, papan, dan pangan. Lalu, siapa sih orang yang tidak ingin membantu orang lain? Terlebih kita sebagai umat muslim, tentu ingin bukan bisa bersedekah kepada orang banyak, memelihara anak-anak yatim, memberangkatkan umrah dan haji orang lain, dan sebagainya. Itu semua pasti membutuhkan uang. Dari hal ini kida dapat memahami bahwa uang tak hanya persoalan duniawi, namun juga dapat menjadi tabungan atau investasi kita di akhirat. Jika kita melihat kilas balik sejarah pada jaman Rasulullah shollallahu 'alaihi wassalam, istri pertama beliau, Siti Khadijah adalah seorang perempuan kaya. Yang kemudian menikah dengan Rasulullah Muhammad dan mengorbankan seluruh harta bendanya untuk kepentingan dakwah dan syi'ar umat Islam kala itu. Kita juga harus bisa termotivasi oleh sahabat-sahabat Nabi yang menurut sejarah adalah orang-orang kaya dan dermawan pada zamannya. Diantaranya ada Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, dan Sa'ad bin Abi Waqqash.

Abdurrahman bin Auf adalah orang kedelapan yang masuk Islam. Ia dikenal sebagai pebisnis yang ulung.Dikutip dari Ibn Hajar (al Fath, Juz 14, hal. 448), total aset kekayaan saat beliau wafat adalah sekitar 3.200.000 (dalam bentuk Dinar) yang jika dirupiahkan, nilai tersebut setara dengan Rp. 6.212.688.000.000,- (enam triliun, dua ratus dua belas milyar, enam ratus delapan puluh delapan juta rupiah). Darinya, ada hal yang sangat menarik untuk dijadikan sebuah cermin kepribadian kita sebagai umat muslim. Sebelum Abdurahman bin Auf wafat, beliau berwasiat untuk memberikan 400 dinar kepada para peserta perang Badar yang jumlahnya saat itu sebanyak 100 orang. Total nilai wasiat tersebut mencapai 40.000 Dinar atau setara dengan 77.658.600.000 (tujuh puluh tujuh milyar, enam ratus lima puluh delapan juta, enam ratus ribu rupiah).

Sahabat terkaya yang kedua adalah Zubair bin Awwam. Menurut infrmasi yang didapatkan dari al-Bukhariy (al Jami' al Shahih, al Bukhariy, Juz 3, hal. 1137), kekayaan beliau saat wafat mencapai Rp.3.543.724.800.000,-

Saat wafat, Zubair bin Awwam rhodiyallahu anhu hanya meninggalkan kekayaan berupa aset tidak bergerak berupa tanah. Aset tersebut diantaranya berada di Ghabah (wilayah di barat laut Madinah), 11 (sebelas) rumah besar di Madinah, 2 (dua) rumah di Bashrah, dan 1 (satu) rumah masing-masing di Kufah dan Mesir.

            Selanjutnya ada Utsman ibn 'Affan. Sahabat yang menikahi dua orang putri Rasulullah SAW ini memiliki nilai kekayaan sebesar Rp.2.532.942.750.000,- (dua triliun, lima ratus tiga puluh dua milyar, sembilan ratus empat puluh dua juta, tujuh ratus lima puluh ribu Rupiah) saat wafat, dikutip oleh Ibn Katsir (al Bidayah wa an Nihayah, Ibn Katsir, Juz 7, hal. 214)

Di posisi keempat ada sahabat Thalhah bin 'Ubaydillah, dimana nilai kekayaan beliau saat wafat adalah sebanyak Rp.542.100.500.000,- (lima ratus empat puluh dua milyar, seratus juta, lima ratus ribu Rupiah)

Dan yang kelima ada sahabat Sa'd ibn Abi Waqqash. Dikutip oleh Ibn Katsir (al Bidayah wa an Nihayah, Juz 8, hal. 84), nilai harta warisnya adalah sebesar 250.000 Dirham. Yang jika dirupiahkannilai ini setara dengan Rp.15.380.750.000,- (lima belas milyar, tiga ratus delapan puluh juta, tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

Kelima sahabat Rasulullah SAW ini adalah para pebisnis ulung yang dermawan. Mereka adalah sebagian dari para sahabat yang mendapatkan berita gembira dan jaminan tentang perolehan surga. Disaat dan/atau disamping lain sebuah kekayaan dapat menjauhkan diri dari Allah SWT, mereka adalah manusia-manusia yang luar biasa karena dapat mengolah dan menggunakan hartanya di jalan Allah. Mereka adalah beberapa contoh teladan dari banyaknya sahabat Nabi.

Untuk itu kita sebagai umat muslim harus semangat dan tidak boleh bermalas-malasan. Tentu kita ingin bukan, mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat? Maka dari itu, teruslah berusaha dan bedo'a. Namun, jika berbicara tentang do'a, biasanya do'a yang seperti apa sih yang sering dibaca do'a mana yang biasanya dipanjatkan agar hajat-hajat kita dipenuhi oleh Allah.swt? Sahabat... kita sebagai hamba bebas meminta apapun kepada Sang Maha Raja. Namun yang terpenting kita mengetahui dan mengamalkan adab-adab berdo'a. Terlebih saat momen Ramadan seperti sekarang, ini adalah kesempatan kita untuk dapat lebih mendekatkan kita kepada Allah.swt. Merayu Allah di bulan yang mulia ini tentu menjadi meomentum yang tak boleh terlewatkan. Mungkin, salah satu do'a kita semua adalah meminta agar dicukupkan segala hajatnya di dunia ini. Bagi yang sedang usaha, minta dialancarkan dan dimudahkan usahanya, agar dapat memenuhi kecukupan hidup serta dapat beramal baik kepada sesama. Dan disini saya ingin berbagi satu resep yang dapat menjadi kunci terpenuhinya segala hajat, yaitu dengan mengharap keberkahan dari "Ayat Seribu Dinar". Ayat seribu dinat ialah bagian akhir ayat 2 dan seluruh ayat 3 QS. At-Thalaq. Alasan mengapa ayat ini dinamakan ayat seribu dinar ialah karena konon jika ayat ini diamalkan (dibaca) rutin, maka akan memudahkan kita dalam mencari rezeki.

Bunyi ayat seribu dinar yaitu: "Wa man yattaqillaaha yaj'al lahuu makhrojan, wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasibu, wa nab yatawakkal'alallaahi fahuwa hasbuhuu, Innallaaha baalighu amrihii, qad ja'alallaahu likulli syai'in qadran." (QS. At-Thalaq: 2-3).

Artinya: "Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan mencapai urusanNya, sesungguhnya Allah telah mengadakan bagi tiap-tiap sesuatu ketentuan."

Selamat mencoba... semoga mendapatkan keberkahan dari bacaannya. Jangan lupa juga disertai dengan ikhtiar.

Salam Hangat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun