Mohon tunggu...
Agnia Melianasari
Agnia Melianasari Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia pembelajar

-Writer -Speaker -Voice Over -MC, Moderator -Young Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan yang Dulu Bukanlah yang Sekarang

3 Mei 2021   00:10 Diperbarui: 3 Mei 2021   00:24 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Begitu banyak momen di bulan Ramadan yang selalu ditunggu-tunggu disetiap tahunnya. Suasana di bulan suci ini adalah hal yang sangat dirindukan oleh semua kalangan umat Islam. Terutama oleh anak-anak yang sangat antusias menjalani berbagai kegiatan yang hanya bisa dilakukan di bulan Ramadan. Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan, mulai dari kegiatan di rumah, di sekolah, dan kegiatan bersama warga setempat.  Jika kita mengingat kembali memori Ramadan di tahun-tahun sebelumnya, mungkin banyak sekali suasana maupun sensasi yang berbeda di setiap fase yang dialami selama bulan Ramadan. Ada banyak perubahan dan perbedan dari waktu ke waktu. Apakah kamu juga merasakannya? Adakah yang merindukan suasana Ramadan yang dulu? Seolah ingin kembali ke masa lalu, ataupun serasa ingin mengemas momen-momen yang tak tergantikan di  Ramadan sebelumnya dan dihadirkan di bulan Ramadan yang sekarang. 

                Untuk kamu yang lahir di tahun 2000-an, mungkin kamu merindukan beberapa hal berikut ini.

  • Mengisi Buku Kegiatan di Bulan Ramadan. Saat menjelang bulan Ramadan, biasanya di sekolah akan dibagikan buku yang berisi berbagai kegiatan di bulan Ramadan. Mulai dari jadwal puasa, yang biasanya harus di-ceklist jika telah berhasil berpuasa sehari sampai sebulan penuh. Dan biasanya nih, bocah-bocah SD ada yang dilema saat mengisi bagian ini. Yap! Biasalah, belum semua anak SD sudah bisa berpuasa sehari ataupun sebulan penuh. Mau ceklist takut dosa, mau jujur takut nanti malu dilihat teman-temannya karena puasanya tidak full. Hehehe. Kemudian ada juga kolom tadarus, hafalan surat-surat pendek atau juz 30, catatan terawih, dan catatan kultum (kuliah tujuh menit). Nah, yang paling membuat antusias adalah kegiatan terawih dan kultum/ceramah. Biasanya, setelah tarawih selesai, anak-anak akan menyerbu sang imam terawih untuk meminta tandatangan. Begitupun dengan kegiatan kultum/ceramah. Selain harus mengisi rangkuman materi yang disampaikan oleh mubaligh, diakhir acara juga harus dibuktikan dengan tanda tangan dari mubaligh. Hayooo siapa disini yang malas berdesakan sampai akhirnya buat tandatangan sendiri? Hahaha... kita satu server! :D
  • Keliling Kampung Untuk Membangunkan Sahur. Memang, sampai sekarang tradisi ini masih ada. Hanya saja mungkin ada beberapa perbedaan, terutama dengan peralatan yang digunakan untuk membangunkan warga. Di daerah saya sendiri, saat menjelang bulan puasa, para remaja laki-laki biasanya sudah sibuk menyiapkan peralatan musik. Ada yang membuat angklung, menyulap galon atau ember menjadi gendang, sampai menyiapkan botol kaca yang diisi dengan sedikit pasir. Dan saat ini, zaman semakin berkembang, sudah banyak anak muda yang membangunkan sahur dengan musik otomatis yang diputarnya melalui gadget. Atau bahkan, ada yang memakai sound tiktok? Heheh. Tak apa, asal tidak melebihi batas dan tetap menjaga kenyamanan warga setempat yaa.
  • Terawih Bersama Teman-teman. Dulu, suasana terawih begitu ramai. Rasanya sampai tak ada rasa kantuk sedikitpun. Ya, itu karena kegiatan terawih dilakukan bersama dengan teman sejawat. Yaa meskipun ada yang malah bercanda, ngemil (bawa bekal dari rumah. Wkwk), sampai menjaili teman yang sedang sholat. Berbeda dengan sekarang, masjid-masjid ataupun mushola tampak tak begitu ramai. Jarang sekali ditemukan kumpulan remaja yang pergi tarawih. Apalagi kalu sudah malam ke-20 kedepan. Yang ada hanyalah shaf ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah sepuh. Menurutmu, kira-kira hal apa lagi yang membuat suasana terawih terasa begitu sepi dan dingin?
  • Ngabuburit Dengan MengajiSelain pesatren kilat yang biasanya berlangsung selama 2-3 hari atau seminggu saja, biasanya setelah kegiatan tersebut selesai dan kembali berkegiatan di rumah, anak-anak sangat antusias dan bersemangat sekali untuk ngabuburit yang diisi dengan kegiatan mengaji. Baik itu pergi ke madrasah atau TPA, atau tadarus sendiri di rumah. Namun di era internet seperti sekarang, sepertinya tak sedikit orang dewasa, tak ketinggalan juga anak-anak yang lebih suka menunggu waktu berbuka dengan bermain atau jalan-jalan sore. Baik itu bersepeda atau dengan mengendarai motor untuk berburu takjil.
  • Sahur dan Berbuka Puasa Ditemani Program Televisi Kesayangan. Ada banyak sekali program sahur dan berbuka yang menghibur dan menginspirasi. Bagi kamu yang lahir di tahun 2000-an, mungkin masih ingat dengan beberapa program TV berikut ini. Yang pertama yaitu ada "Para Pencari Tuhan" yang merupakan sinetron kuis Ramadan yang tayang di stasiun televisi SCTV setiap hari selama bulan Ramadan pada waktu sahur. Sinetron ini pertama kali tayang sejak tahun 2007, dan sampai di tahun 2021 sudah mencapai jilid ke-13 yang semakin berwarna dengan hadirnya salah satu bintang sinetron yang saat ini sedang naik daun, yaitu Syakir Daulay. Adapun pemeran PPT yang melegenda dan masih teringat sampai sekarang diantaranya yaitu Deddy Mizwar (Bang Jack), Agus Kuncoro (Azam), Udin Nganga, Sujarwo (Pak Jalal), Zaskia Adya Mecca (Aya), dan Asrul Dahlan. Yang selanjutnya di tahun 2013 lahir program televisi yang berfokus pada ajang pencarian bakat yang sangat menginspirasi, yaitu Hafiz Indonesia di RCTI dan AKSI (Akademi Sahur Indonesia) di Indosiar. Hafiz Indonesia sendir merupakan program religi dan ajang pencarian bakat yang ditayangkan pada sore hari pada waktu ngabuburit selama bulan Ramadan. Program unggulan RCTI ini menampilkan anak-anak yang melafalkan dan menghafal ayat-ayat suci Al-Qur'an. Program yang dipandu oleh Irfan Hakim disajikan dengan bumbu-bumbu candaan sampai kisah-kisah haru peserta yang mengundang air mata. Namun saat ini, program Hafiz Qur'an terasa begitu hampa dikarenakan sudah tidak ada lagi sosok Syeikh Ali Jaber yang merupakan juri sekaligus guru yang biasa menyampaikan ilmu dengan segala kerendahan hati dan kelembutan akhlaqnya. Insyaa Allah, Syeikh Ali mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. SWT. Yang selanjutnya yaitu ada AKSI yang merupakan program realitas, religii, juga ajang pencarian bakat di bidang dakwah yang dibintangi oleh para Da'i dan Da'iyah hebat sebagai dewan juri . beliau adalah Mamah Dedeh, Ustadz Wijayanto, Ustadz Subkhi Al-Bughury, dan ustadz Ahmad Al-Habsyi. Dan bedanya, selama dua taun terakhir ini acaranya dilaksanakan secara semi daring. Yang dimana para peserta tampil dari rumah saja. Sedangkan host dan para dewan juri berkumpul di studio dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.  Hayoo... dari beberapa program televisi diatas, siapa yang sampai saat ini masih suka nonton?? Atau jangan-jangan sudah tidak lagi karena malas bangun sahur?? Hehe... Semangatt dan selamat beraktivitas di bulan Ramadan, teman-teman. Semoga nanti kita dapat kembali dipertemukan dengan bulan Ramadan dengan situasi dan kondisi yang lebih baik. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun