Mohon tunggu...
Nia Putri Angelina
Nia Putri Angelina Mohon Tunggu... Penulis

In a world where you can be anything, be kind.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gaji Pertama Penuh Haru Membawa Ke Masa Lalu

27 Mei 2025   20:19 Diperbarui: 27 Mei 2025   20:19 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salary - sumber gambar pinterest

Segala yang telah kita usahakan akan terbayar. Banyak sekali pekerjaan kita yang membutuhkan waktu untuk diakui.

Namun ada sesuatu yang sangat istimewa tentang penghasilan pertama kita. Tentang gaji pertama.
Tidak peduli apakah itu besar atau kecil, direncanakan atau secara tiba-tiba kita mendapatkan pekerjaannya dan penghasilan itu memiliki tempat di hati kita yang tidak dapat diberikan oleh slip gaji biasa. Dan jika kamu bertanya kepada saya, saya punya dua jawaban untuk pertanyaan itu, keduanya sama-sama istimewa dengan caranya sendiri.

Saya sama sekali tidak menyangka akan berada di posisi saya sekarang. Saya pikir saya akan lebih mengerti. Saya pikir saya akan berada di jalur yang lebih langsung secara runtut dalam hidup. Saya pikir paling tidak saya akan berada di bidang yang saya inginkan, membuat rencana untuk pindah dari rumah, menabung dan travelling. Namun semua itu tidak berjalan mulus dan itu benar-benar tidak berlaku bagi kebanyakan orang di posisi saya. Kita berharap begitu banyak dari kehidupan dan dari diri kita sendiri setelah lulus kuliah sehingga ketika itu tidak terjadi, terkadang kita merasa kalah.

Saya tidak tahu kapan sesuatu akan benar-benar terjadi pada saya. Namun, sekarang saya berada di titik ini dalam hidup saya, saya menerimanya. Saya menerima kekacauan, ketidakpastian dan hal yang tidak diketahui, misteri dalam hidup. Jika tidak, jika kamu memiliki harapan tinggi untuk masa depan kamu, tidak ada yang akan pernah cukup baik. Karena terkadang ada beberapa hal yang tidak berjalan sesuai dengan keinginanmu.

Mari kita mundur sedikit.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dan wah, betapa menyenangkannya! [ekspresi ketika menerima gaji pertama]
Saya akan menyimpannya untuk hadiah ulang tahun, membeli hadiah yang berkesan untuk teman, mungkin membeli pakaian khusus yang saya incar  dan terkadang, saya akan membiarkannya di rekening saya dan sejenak membuat saya merasa kaya. Perasaan mandiri, mampu membeli sesuatu dengan uang sendiri itu tak tertandingi.

Saya bukan orang yang kikir, saya rasa tidak pernah. Namun, saya juga bukan orang yang boros. Saya rasa saya sudah menemukan keseimbangan sejak awal yaitu menabung sebagian dan berfoya-foya sebagian. Dan sejujurnya hal itu masih berhasil bagi saya hingga hari ini tetap cuan.

Namun jika saya benar-benar menggali ingatan dan mengingat tentang penghasilan pertamaku, seperti yang awal mulanya sekali, hal itu pastilah hari Minggu sore yang malas ketika saya berusia sekitar 6 atau 7 tahun. Jam 7 pagi ketika aroma masakan ibu membangunkan seisi rumah dengan aromanya yang menggugah selera membuat kami bangkit dari tempat tidur dan merasa lapar. Ayah seorang karyawan bank, yang ketika minggu sudah pasti ada di rumah, memberikan saya tugas mencarikan rambut putih atau uban dan kemudian diberi upah 500 perak per helai rambutnya.

Tahun 1999 adalah tahun di mana saya berusia 6 tahun, sangat menggebu untuk melakukan pekerjaan pertama kala itu. Ayah memberi upah ketika aku selesai mencari rambut putih/uban pada tiap helai rambutnya. Sejujurnya ayah selalu memberikan uang saku biarpun aku libur sekolah, namun ketika itu ada rasa haru membuncah ketika diberikan pekerjaan pertama oleh ayah.

Namun apakah upah dari ayah dapat dikategorikan menjadi gaji pertama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun