Mohon tunggu...
Niam At Majha
Niam At Majha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Penulis Lepas dan Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah Perjumpaan dalam Sastra Pesantren

10 Januari 2023   07:52 Diperbarui: 10 Januari 2023   07:59 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembacaan akan sebuah karya sastra keislaman dalam hal ini adalah novel. Tentu sangat di gemari banyak kalangan anak muda, di tahun 2004 untuk pertama kali saya membaca novel islami; ramai di bicarakan, banyak yang mengatakan inspirasi, penuh dengan pesan pesan bijak. Ya novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman.

Setelah nover cinta bernuansa keislaman laku keras di pasaran, akhirnya bermunculan  banyak novel novel yang bergenre sama, cinta bernuansa islam. Sebagai kata kuncinya adalah di setiap judulnya pasti ada kata cinta Taufiqurrahman Al Azizi dengan novelnya bertajuk Syahadat Cinta, Kitab Cinta Yusuf Zulaikha, Musafir Cinta.

Ketika itu novel Ayat Ayat Cinta menjadi novel terbaik yang pernah saya baca lebih satu kali saya membacanya. Sebagai santri membaca novel adalah menjadi hiburan tersendiri.

Kini, dalam kesempatan yang berbeda saya pun seakan mengulang memori yang telah lama; saya melupakannya yaitu membaca novel yang mirip mirip dengan kisah cinta dan cara penyajiannya pun hampir sama, cinta dan dengan tokoh utama sempurna, semua seakan mudah dijalaninya.

Seperti halnya novel bertajuk Cinta Sang Abdi Ndalem karya Elin Khanin adalah sebuah cerita cinta yang menceritakan kehidupan di pesantren beserta dengan beraneka ragam kisah klasiknya. Baik percintaan, perjodohan bahkan tentan labirin labirin kearifannya.

Geliat sastra pesantren telah kembali, meski ditahun 2010 bermunculan novel pop pesantren yang intens mentuaran kehidupan pesantren seperti kekasih taman firdaus ( 2010)mahar di ujung senja( 2009),pangeran bersarung(2005) Kidung Cinta Puisi Pegon (2005) Santri Baru Gede( 2005) karya karya tersebut di terbitkan oleh mata pena salah satu lini dari penerbit LKIs Jogja. Namun sekarang saya sudah jarang bahkan tidak menemukan karya karya yang settingnya pesantren, apa memang cerita yang di angkat hanya sepintas lalu dan  mungkin penulisnya pun sama.

Elin Khanin adalah penulis pendatang baru, yang karnyanya belum tersebar ke berbagai media massa, bahkan belum pernah saya melihat karyanya  di muat di media cetak atau online, meski penulis pendatang baru akan tetapi berbakat. Elin harus mengasah bahan bacaann, harus membaca berbagai macam karya sastra. Karena apabila seorang penulis banyak membaca tentu akan bernuansa berbeda di setiap karya yang di hasilkan.

Dalam karyanya bertajuk cinta Sang Abdi Ndalem penulis sudah mampu menggambarkan tentang cinta di Pesantren, perihal seorang Abdi yang mencintai ratunya. Amar menjadi tokoh utama dalam novel tersebut di gambarkan dengan penuh kesempurnaan, mempunyai beraneka ragam talenta, sudah hafal al-Quran dan mempunyai paras yang rupawan. Sehingga mampu membuat hati Ning Isma tertawan.

Sekalipun demikian, novel ini bisa membuat baper para pembaca pemula, dan akan terbawa oleh suasana, tak ubahnya ketika kita menonton film FTV dan Drakor yang hampir tiap hari di suguhkan pertelevisian kita.

Perkenalan saya dengan penulis hanya sepintas lalu, akan tetapi saya berharap karyanya tak hanya sepintas lalu; melainkan banyak inovasi  baru dalam menggali khasanah kesastraan pesantren. Saya tahu tentang makna kopyah dan peci dari novel tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun