Mohon tunggu...
Niam At Majha
Niam At Majha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Penulis Lepas dan Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kita Kembali Semula

11 Agustus 2022   09:22 Diperbarui: 4 Januari 2023   15:52 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku mau minta kita stop. Tak ada ruang privasi komunikasi, stop perhatian berlebih, tak perlu saling memberi kabar. Hubungan ini balik lagi kaya awal. Saat pertama kali kenal."

Sejak senja tadi ada yang beda. Semuanya nampak berbeda, apa saja. Entah sebab apa yang saya rasakan terlalu berlebih atau memang ini sebagai penanda. Akan berakhirnya sebuah perjalanan kisah cinta antara kita. Akhir dari sebuah kejenuhan yang telah kita jalani. Kenapa harus dengan cara seperti ini, tiba-tiba, bukan perlahan-lahan. Apa sebab kau telah menemukan yang lain dan lebih dengan segala, baik perhatian, kasih saying yang lebih dariku?

Perihal yang saya rasakan benar adanya. Kau telah memutuskan untuk mengakhiri, dan untuk mengawali lembaran lembaran baru. Apa mungkin kita telah mengalami sebuah kejenuhan dalam sebuah hubungan. Bolehkah saya bertanya? Apabila saya mempunyai salah, bicarakan, jika ada hal yang tak pantas diskusikan dan jelaskan, bukan seperti ini, kau membuat luka yang terus menganga. Saya sadar, saya akan selalu salah dan mohon di maafkan.

Pesan Telegram yang kau sampaikan membuat saya tercengang, kaget tak karuan. Kau bilang sudah lama menahan, telah lama bertahan, dan ke sekian kalinya tak kuat akan tetapi kau paksakan. Betapa teganya saya, betapa egoisnya saya, tak bisa memahami tak bisa mengerti, tak bisa merasakan tentang apa yang kau rasakan. Kau tertekan. Saya diam. Kau tak bahagia. Saya tertawa.

"Sampai kapan kedekatan ini, kemesraan ini dan cinta ini?"

Pernah saya mengutarakan pertanyaan itu. Saya menegaskan perihal apa yang saya rasakan, perihal apa yang kita menjalaninya. Tentu kau ingat tentang jawabnya, ataukah saya yang telah lupa akan jawabmu.

"Ketika aku telah menemukan belahan jiwa"

Bisa jadi malam tadi kau telah menemukan belahan jiwamu, kau telah menemukan apa yang kau cari saat ini. Begitu spontan, begitu tiba tiba, kau bilang seperti itu.

Saya tak mampu berbuat apa-apa, saya hanya mengiyakan. Bisa jadi ini jalan terbaik buat kita berdua. Kisah cinta, kasih sayang yang pernah kita jalani, semoga bisa mengabadi, di sanubari kita sendiri. Meski dalam keputusanmu yang sesaat dan tiba tiba telah membuat saya terluka. Begitu besarkah salahku hingga sekadar bertemu untuk menjelaskan saja kau tak mau. Soal itu kau yang lebih tahu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun