Mohon tunggu...
Niam At Majha
Niam At Majha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Penulis Lepas dan Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pedagang Ayam yang Lapang

2 Agustus 2022   10:02 Diperbarui: 4 Januari 2023   15:51 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah perjalanan saya yang pertama kali di bulan Agustus, perjalanan untuk menyebarkan tentang cerita cerita dan kisah-kisah tentang kemandirian kiai-kiai terdalu. Sudah di pastikan apabila setiap Sabtu dan Minggu saya tidak berada di rumah, berada di luar kota, datang dari satu kecamatan pergi kecamatan lain, dan seterusnya.

Sedangkan pada kesempatan kali ini, saya berada di kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus berada di desa Pulutan Kab Jekulo; saya tidak akan bercerita apa yang saya lakukan disitu, sebab protab apa yang saya jalani selama dua hari dua malam di daerah tersebut tidak boleh diketahui umum perihal agenda acara dan lain sebagainya.

Setelah perjalan kuliner saya di depan Taman Bumi Wangi Kudus dengan Mie Goreng yang ada di Warjal (Warung Pinggir Jalan) sambil menikmati dan mengamati sibuknya katifitas jalan raya yang padat tanpa merayap, mereka semua sibuk dengan tujuan berbeda beda; dengan niatan masing-masing.

Setelah wisata kuliner kurang lebihnya satu jama saya kembali ketempat dimana saya meninginap yaitu Pesantren Roudlotut Murottilin; istrirahat sejenak dan di ajak njagong oleh kakek-kakek,  saya mengikuti dan mengalir saja dengan kakek tersebut dan disela-sela ceritanya saya mengetahui apabila bapak tersebut adalah  bapak dari anak yang mempunyia persantren yang saya tempati.

Bercerita panjang sekali saya cukup mendengarkan saja, sesekali menimpali tentang apa yang sedang di ceritakan. Mbah Sudiono saya mengetahui namanya setelah njagong tanpa kopi tersebut lebih satu jam.

Sesekali saya bertanya tentang kesibukan yang di jalani Mbah Sudiono, yang hingga saat ini masih nampak segar bugar

"Saya Jualan ayam mas, sejak tahun 1968 hingga sekarang, menggunakan sepeda, saya mengayuh mulai setelah subuh hingga waktu dhuha menjelang, saya menjalani itu rutin setiap hari, dari satu pasar pindah kepasar lain, mulai dari pasar Bareng, Bulungan, Nitingan bahkan Dawe semua itu saya jalani dengan penuh bahagia"

Saya diam sejenak dengan cerita tersebut, mencoba mengangan-angan perihal apa yang dijalaninya. Dengan istiqomah dia menjalani tanpa beban sekali.

"Apa Mbah tidak malu? Padahal putra-putri mbah sudah sukses semua bahkan sudah ada yang mempunyi pondok pesantren"

"Kenapa saya harus malu mas, dari jualan ayam tersebut alhamdullah saya bisa mensekolahkan kelima anak saya, sarjana semua, hafal al Quran semua mas, bahkan tetangga-tetangga yang dulu menghina saya sudah pada meninggal semua mas,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun