"Tidak semua pertanyaan harus mendapat jawaban. Untuk memahaminya cukup dengan rasa"
Seringkali kita banyak pertanyaan terkait apa saja. Bahkan soal hubungan, soal jalinan. Semua itu bisa jadi adalah bentuk untuk menyakinkan diri. Benarkan dia sayang, benarkah dia cinta padaku, dan sebagainnya.
Semua pertanyaan yang nota bene remeh temeh atau sekadar menyakinkan hal tersebut tak salah akan tetapi bisa jadi sebuah perhatian, kasih sayang dan cinta.
Namun meskipun begitu kadang pula menimbulkan salah paham, menimbulkan kejenuhan, padahal jika cinta tentu rasa jenuh tersebut seharusnya telah sirna, digantikan dengan senyum dan canda tawa, bahagia. Sebab dari cinta bisa mengubah segalanya.
Saya membenarkan apabila tak semua pertanyaan harus mendapatkan jawaban, akan tetapi hanya perlu dirasakan saja, perlu dilihat gerak geriknya selain itu bagaimana perhatiannya selama ini. Lebih banyak mempentingkan ego pribadi atau saling toleransi untuk keduanya.
"Benarkah kau menyayangiku?"
Pertanyaan pertanyaan tersebut sering kali terlontar dari saya untuknya, dan dia punya menjawabnya sama.
"Iya saya menyayangimu"
Meskipun sudah dijawab akan tetapi sering kali masih juga dipertanyakan. Padahal selain sebuah lontaran adapula pembuktian apabila rasa sayang dan cinta itu nyata dan ada. Sebab bagi  perempuan kasih sayang dan cinta selain penyataan akan tetapi pembuktian. Jadi dalam menjalin sebuah hubungan baik pada kekasih pada teman dan pada siapa saja.
 Janganlah sering sering bertanya pada hal remeh temeh atau sesuatu yang sudah bisa ditebak. Sebab dari kedekatan dan apa yang dilakukan berdua adalah itu bentuk dari cinta dan kasih sayang.