Mohon tunggu...
Niabatul Ulya Mufidah
Niabatul Ulya Mufidah Mohon Tunggu... -

saya seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Malang pada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Sama Tapi Beda

6 Mei 2015   06:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang tua pasti tidak mau melewatkan tahap tumbuh kembang anak. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan yang lain sudah berkembang jauh melewatinya. Setiap anak tidak dapat mencapai titik perkembangan yang sama di usia yang sama pula. Mengapa demikian? Dobzhansky mengatakan,” Setiap orang memang berbeda satu sama lain secara biologis dan identik.” Tidak ada orang yang sama persis tanpa perbedaan. Pun juga orang yang kembar identik memiliki perbedaan tertentu. Anak yang dilahirkan kembar namun diasuh di lingkungan yang berbeda dengan pola asuh yang berbeda pula, menjadikan anak memiliki kualitas moral, motorik serta afektif yang berbeda. Perbedaan itu bisa disebabkan oleh kondisi internal maupun eksternal. Perkembangan afektif sebagian pada faktor keturunan dan sebagian bergantung pada faktor lingkungan seperti makanan, kesehatan, sianar matahari, hawa segar, iklim, emosi dan pengerahan fisik.

Kenyataannya, bahwa anak yang lahir dari kesatuan genetik memiliki perkembangan yang berbeda. Orang tua diharapkan untuk bisa lebih peka terhadap perbedaan tahap tumbuh kembang anak. Karena hal ini menentukan terhadap stimulus yang akan diberikan oleh orang tua terhadap anak. Misalnya, anak yang cenderung hiperaktif dapat diberikan stimulus dengan mengarahkan dan mengimbanginya saja. Berbeda dengan stimulus yang diberikan kepada anak yang cenderung introvert, bisa dengan mendekatinya sehingga ia memiliki rasa nyaman untuk berbagi.

Bentuk perilaku tertentu adalah normal dalam usia tertentu tidak dengan sendirinya. Pun juga tidak bisa disalahkan tanpa usaha membenarkannya. Contoh: Apabila kemampuan motorik anak mampu merebut mainan milik teman sebayanya, tidak menutup kemungkinan, ia juga dapat merelakan mainannya diberikan kepada orang lain. Hal ini perlu pengarahan untuk membenarkan mana yang benar dan menyalahkan mana yang salah sebelum menjadi penyesuaian diri bahwa sikapnya adalah benar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun