Mohon tunggu...
Nidaul Husnia
Nidaul Husnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

'Stop subsidi BBM?' Begini Alasan serta Dampaknya.

18 September 2022   17:22 Diperbarui: 18 September 2022   17:40 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : www.newstara.com

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia resmi naik mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.

Pengumuman kenaikan harga BBM disampaikan pada Sabtu pukul 13.30 WIB dan langsung berlaku satu jam setelah pengumuman disampaikan.

"Saya menyampaikan sampai kapan APBN kita akan kuat menghadapi subsidi yang lebih tinggi, jadi tolong teman-teman sampaikan juga kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang feeling saya harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," kata Bahlil Lahadalia seorang Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), pada awal Agustus lalu sebelum kenaikan harga BBM resmi diumumkan.

Kini harga Pertalite resmi naik dari Rp 7.650 kini menjadi Rp 10.000 per liter, Pertamax naik dari dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter, dan Solar subsidi naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter yang tentunya ini akan memacu inflasi dan berdampak kepada meningkatnya kemiskinan.

Faktor internal yang menyebabkan kenaikan harga BBM adalah membengkaknya anggaran subsidi, dikatakan bahwasanya pemerintah yang sebelumnya membayarkan senilai Rp 170 triliun saat ini membengkak hingga Rp 502 triliun untuk memberikan subsidi BBM dan kompensasi energi bagi masyarakat.

Alasan lain pemerintah menaikkan harga BBM juga dipicu oleh ketidaktepatan sasaran pemberian subsidi BBM yang harus ditinjau kembali. Faktanya, subsidi BBM yang ditujukan kepada masyarakat yang tergolong miskin juga dinikmati oleh masyarakat yang dapat dibilang mampu dalam perekonomiannya.

Banyak kita jumpai di berbagai tempat pengisian BBM bahwasanya antrian BBM bersubsidi tak hanya diisi oleh masyarakat yang tidak mampu, banyak antrian mobil serta motor yang harga jual nya mencapai 500 juta rupiah bahkan miliaran rupiah, yang pada dasarnya nominal tersebut merupakan nominal yang sangat tinggi bagi masyarakat pada umumnya.

Namun, alasan kenaikan BBM akibat ketidaktepat sasaran subsidi juga memberatkan banyak pihak terutama masyarakat menengah kebawah yang tergolong tidak mampu. Tidak memungkiri bahwasnya BBM merupakan bahan bakar utama kendaraan yang menjadi alat transportasi masyarakat di Indonesia.

Kenaikan harga BBM saat ini sangat berdampak pada sektor ekonomi, yakni di perdagangan barang dan jasa. Di sektor perdagangan, harga bahan -- bahan pokok ikut melejit naik akibat kenaikan harga bbm dikarenakan jasa dalam pengiriman atau pendistribusian barang menggunakan alat transportasi yang di mana alat transportasi tersebut menggunakan BBM sebagai bahan bakarnya. Kenaikan BBM ini juga berdampak akan kenaikan tarif ongkos kirim pada perusahaan ataupun perorangan yang menjual jasa antar jemput seperti ekspedisi pengiriman barang, ojek online, tukang becak, dan angkutan umum.

Dampak kenaikan BBM ini tak hanya berimbas pada sektor ekonomi saja, tapi juga akan berimbas pada aspek sosial masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun