Mohon tunggu...
Nia Agustin
Nia Agustin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengajar

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Relevansi Pendidikan Karakter bagi Orang Dewasa

18 Februari 2019   19:11 Diperbarui: 19 Februari 2019   19:40 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

"Anakku sangat bandel dan sulit diatur, dia seperti itu karena pengaruh dari teman-temannya"

Pernahkah mendengar pernyataan tersebut? Pernyataan  tersebut tentu sangat tidak asing di telinga kita. Hampir semua orang tua mengatakan hal tersebut. Apakah benar ungkapan para orang tua tersebut?

Pada suatu sore di tempat saya mengajar, saya terkejut dengan kedatangan dua orang ibu yang tiba-tiba duduk di pintu, tanpa permisi dan terus mengomel. Saya tahu, salah satu dari dua ibu tersebut adalah orang tua dari anak didik saya. Rupanya, si anak disuruh belajar oleh sang ibu, namun si anak tersebut enggan dan terus mengomel. Setelah sekitar 30 menit, si anak tetap keras kepala tidak mau belajar. 

Tiba-tiba ayah dari anak tersebut datang, dengan kasar sang ayah menjambak, memukul, dan menendang anak tersebut. Spontan saya berteriak agar si bapak menghentikan pukulan tersebut. Setelah hampir 15 menit kemarahan si bapak, terpaksalah si anak mau belajar di temani oleh ibu dan bibinya.

Sambil saya mengajar si anak tersebut, si ibu terus mengomel tentang anaknya yang bandel, anaknya yang berani berteriak dan berkata kasar terhadap anaknya, dan anaknya yang tidak pernah mau mendengar nasehat orang tuanya bahkan berani berbuat kasar kepada orang tuanya. Di tengah omelan si ibu dan sang bibi, saya berkata kepada mereka bahwa sikap anak yang kita lihat sekarang adalah gambaran dari sikap dan cara berbicara orang tua di rumah. 

Sikap si anak yang dianggap bandel tersebut, bukanlah 100% di dapat dari lingkungan pergaulannya. Mendengar perkataan saya tersebut, si ibu dan sang bibi hanya melihat saya sekilas dan meneruskan omelannya.

Cerita di atas hanyalah salah satu contoh kasus dari banyak kasus yang melibatkan hubungan antara orang dewasa dalam hal ini adalah orang tua dengan anak-anaknya. Fakta di lingkungan tempat saya mengajar membuktikan bahwa, ada banyak orang tua yang selalu berkata bahwa kenakalan anaknya adalah pengaruh teman bermainnya. Tidak jarang para orang tua ini berkata kepada anaknya "Jangan bergaul sama si itu dan jangan bergaul sama si ini, nanti kamu ketularan bandel dan malas".

Pernyataan tersebut bukan berarti salah, namun tidak seratus persen benar. Para orang tua tersebut tidak menyadari bahwa, mereka adalah guru pertama mereka, tempat mereka belajar berperilaku. Misalnya saja anak tetangga saya, masih berumur 3 tahun, saat dia marah kepada ibunya, dia bisa spontan berteriak "Anjing lu, babi lu, monyet lu" dan banyak jenis makian lain.  

Pada awal-awal tahun saya tinggal di lingkungan ini, saya begitu terkejut mendengar si gadis kecil yang imut tersebut bisa berteriak dan memaki ibunya. Akhirnya seiring berjalannya waktu, saya mengerti bahwa si anak belajar dari ayah dan ibunya yang ketika marah tidak segan menyebutkan nama penghuni kebun binatang. Jadi, salah siapakah jika anak-anak pintar berkata dan bersikap kasar? Dari teman bermainnya atau dari orang tuanya?

Sebelum melangkah lebih jauh membahas hal ini, baiklah kita membahas tentang pengertian keluarga terlebih dahulu. Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama dalam satuan masyarakat manusia.

Pada awalnya, keluarga adalah satu-satunya institusi pendidikan. Secara informal, fungsi keluarga tetap penting, tetapi secara formal fungsi pendidikan itu telah diambil oleh sekolah dan sampai sekarang keluarga masih berfungsi sebagai institusi yang dominan dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga anak mempelajari tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadian. Selain itu keluarga merupakan lingkungan pertama yang secara aktif mempengaruhi perkembangan seorang anak dan mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun