Mohon tunggu...
Niko Hukulima
Niko Hukulima Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta dan Aktivis Credit Union Pelita Sejahtera

Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan. Berusaha untuk lebih baik hari demi hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tite Oring - Bagian 2

6 Mei 2021   18:48 Diperbarui: 6 Mei 2021   18:59 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wai Boil - Tartuto - Tim Wuhun. Tiga nama diatas adalah nama oring legendaris di barat Watuwawer pada jamannya. Istilah lain dalam bahasa daerah setempat disebut "Mote", tempat singgah sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Oring sendiri memiliki makna; tempat istirahat sejenak melapas lelah setelah menempuh perjalanan jauh, tempat bersenda-gurau, tempat mendongeng (tut kode), tempat curhat, bahkan adalah tempat awal rencana-rencana hebat orang kampung kala itu. Melalui Oring, derap kehidupan dimulai, pun melalui Oring, kagiatan hari di akhiri.

dokpri
dokpri
Oring pertama dari tiga diatas adalah Wai Boil. Merujuk pada nama diatas adalah tempat yang memiliki sumber air. Apakah benar ada air? Ketika masih kecil, daerah ini menjadi tempat favorit bermain anak-anak. Letaknya dibalik bukit Karun, sehingga menjadi tempat yang nyaman bagi anak-anak, entah mencari burung, belalang, jamur khas karun musim hujan (Ruhu Rongoten),  atau sekedar naik ke atas bukit lalu dengan leluasa memandang hamparan ladang jagung dan Makejawa Genek, juga deretan bukit-bukit yang melindungi desa Watuwawer, dari Wala, Bagur, Nuba Woloi hingga Kedang.

dokpri
dokpri
Sesuai dengan namanya, tempat ini memiliki sumber air yang lumayan. Jika musim penghujan, airnya mengalir hingga dataran rendah Wai Boil. Namun jika kemarau tiba, biasanya hanya tersisa pada sebuah lubang kecil yg sengaja digali. 

Entah sekarang, apakah nasipnya sama dengan sumber air lain (Wai Oro, wai Betun, Bloboho, Wai Werun dan lain-lain) yang menghilang begitu saja? Sayang sekali, airnya berwarnah keruh karena zat kapur yang tinggi. Masih bisa di minum, namun rasanya seperti air payau. Maklum, berada disekitar kaldera Karun/Dapur Alam yang kadar belerangnya cukup tinggi.

dokpri
dokpri
Nah.. Wai Boil sendiri memiliki Oring yang adalah sebuah lumbung atau Wetak. Setiap pagi dan sore, asap selalu menyembul, membubung tinggi melalui sela-sela nyiur dan Pukai. Siapa gerangan yang setia "mengirim" asap sebagai tanda kehidupan ini? 

Saya biasa memanggil beliau dengan nama Amai Mado Lima. Api di pagi hari adalah penghangat pada udara dingin yang berembun. Beliau salah satu orang tua yang setia menjaga asap api, mengawali hidup pada pagi buta di Wai Boil. Pagi yang dingin berembun, ditingkahi kicau burung, kokok ayam, dan bunyi Kalk (belalang), membuat suasana begitu syahdu dan hening.

dokpri
dokpri
Setelah badan cukup hangat, amai Mado keluar dari Oring, mencari makanan binatang peliharaan; dedaunan untuk kambing, umbi-umbian untuk babi, tidak lupa kayu bakar dari pelepa kelapa untuk tambahan bahan bakar sebagai penghangat di pagi yang dingin dihari-hari yang akan datang.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Tidak jauh dari Wai Boil ada Oring lain yang dinamakan Tartuto. Dari kejauhan, terdengar suara orang tua yang lain. Amai Kewihal Emi, berdendang dari atas pohon tuak, melebur dalam kicauan burung kukak kao, memecah kesunyian pagi. Lalu Amai Dai Wua bersenandung kecil (plegot) di Oring sebelah bawah sambil memanggil ayam-ayam peliharaannya yang baru saja menjejak tanah dari peraduan untuk kemudian diberi makan. 

Dari sebelah sana, masih di Tartuto, kakek Hukulima memarahi babi peliharaannya yang tidak sabar menanti sarapan pagi. Suasana pagi begitu cemerlang, riuh dan riang oleh aktifitas pagi, ditingkahi suara hewan peliharaan yang lapar setelah tidur semalaman pada udara yang cukup dingin. Setelah hewan-hewan diurus, barulah iris tuak dilakukan.

dokpri
dokpri
Agak ke timur, ada Oring lain yaitu Tim Wuhun. Aktivitas yang sama sedang berlangsung. Amai Uran Perahong dan Amai Laba Lanang, memberi makan kambing, babi, ayam diakhiri dengan iris tuak. Ritual yang sama. Pada bagian akhir inilah semacam puncak dari segala aktivitas, baik pagi maupun menjelang malam. Ini adalah rutinitas yang berulang, yang amat penting dalam konteks relasi sosial antara saudara dipagi dan sore hingga menjelang malam.

dokpri
dokpri
Orang-orang tua ini melakukan aktivitas yang sama. Kecuali kake Hukulima, minus iris tuak, walaupun beliau peminum kelas berat. Untuk urusan ini, beliau lebih banyak "menggantungkan" nasipnya pada saudara-saudaranya; Amai Madolima, Amai Dai Wua, Amai Laba Lanang, Amai Uran, dan lebih-lebih amai Kewihal Emi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun