Salah satu bagian penting dalam proses tenun ikat tradisional di desa adalah KDUK LEL. Proses ini adalah langkah ke empat dari proses panjang menenun sehelai kain secara tradisional.Â
Mulai dari memetik buah kapas, memisahkan buah dari kulitnya, memisahkan biji dari kapas (Eha Kapehe), memisahkan sisa kotoran yang menempel pada kapas sekaligus melembutkan kapas agar mudah di pintal (Buhu Lel) dan kemudian Kduk Lel.
Tangan yang lain, bertugas memutar secara konstan alat pintalnya (Kduk) sembari menarik kapas dibagian atasnya sedikit-demi sedikit untuk menghasilkan benang.
Halus dan kasarnya benang yang dihasilkan tergantung dari lincahnya jari-jemari tangan ini bekerja bersama-sama sesuai tugas masing-masing. Jika sudah cukup panjang, maka kemudian digulung pada bagian badan Kduk. Dan jika Kduk sudah cukup gemuk maka harus ganti dengan Kduk yang baru sehingga mudah di putar.
Untuk itu, mereka yang mengerjakan ini harus amat sabar, teliti, cermat dan yang pasti dikerjakan dengan penuh cinta. Tidak heran bila selembar kain sarung dihargai amat mahal. Kenapa? Karena memang semua proses dikerjakan dengan tangan, serba tradisional dan butuh waktu yang lama.
Maka, mari hargai dan lestarikan budaya kita.