Mohon tunggu...
Niko Hukulima
Niko Hukulima Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta dan Aktivis Credit Union Pelita Sejahtera

Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan. Berusaha untuk lebih baik hari demi hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Proses Pemintalan Kapas Kduk Lel

5 November 2019   22:10 Diperbarui: 5 November 2019   22:09 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu bagian penting dalam proses tenun ikat tradisional di desa adalah KDUK LEL. Proses ini adalah langkah ke empat dari proses panjang menenun sehelai kain secara tradisional. 

Mulai dari memetik buah kapas, memisahkan buah dari kulitnya, memisahkan biji dari kapas (Eha Kapehe), memisahkan sisa kotoran yang menempel pada kapas sekaligus melembutkan kapas agar mudah di pintal (Buhu Lel) dan kemudian Kduk Lel.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kduk Lel sendiri adalah proses pemintalan kapas menjadi benang dengan cara amat tradisional. Buntelan kapas sebesar kepalan tangan orang dewasa hasil dari Buhu Lel tadi, di jepit diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri, sementara jempol, jari kelingking dan jari manis bertugas menghaluskan benang sehingga tidak bergelombang. 

Tangan yang lain, bertugas memutar secara konstan alat pintalnya (Kduk) sembari menarik kapas dibagian atasnya sedikit-demi sedikit untuk menghasilkan benang.

Halus dan kasarnya benang yang dihasilkan tergantung dari lincahnya jari-jemari tangan ini bekerja bersama-sama sesuai tugas masing-masing. Jika sudah cukup panjang, maka kemudian digulung pada bagian badan Kduk. Dan jika Kduk sudah cukup gemuk maka harus ganti dengan Kduk yang baru sehingga mudah di putar.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Para wanita yang mengerjakan proses ini, bisa lebih santai dibanding dengan proses yang lain. Bisa dilakukan sambil jalan, gendong anak, duduk, bahkan sambil ngobrol sekalipun, namun tentu saja tidak sambil tidur. Walaupun demikian, harus tetap cermat agar kualitas benang yang dihasilkan tetap tinggi.

Untuk itu, mereka yang mengerjakan ini harus amat sabar, teliti, cermat dan yang pasti dikerjakan dengan penuh cinta. Tidak heran bila selembar kain sarung dihargai amat mahal. Kenapa? Karena memang semua proses dikerjakan dengan tangan, serba tradisional dan butuh waktu yang lama.

Maka, mari hargai dan lestarikan budaya kita.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun