Mohon tunggu...
Ratu Kalinyamat
Ratu Kalinyamat Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang anak desa yang ingin menulis sesuatu yang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senjata Makan Tuan!

24 Mei 2016   12:46 Diperbarui: 24 Mei 2016   14:51 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini kejadiannya sudah sangat lama yaitu ketika aku dan Wawan masih kuliah, Wawan itu anaknya konyol dan suka sekali ngerjain teman-teman, sampai-sampai dosen juga pernah dia kerjain. Pokoknya si Wawan memang anak yang super jail, kalau kita baru nongkrong di nasi kucing tanpa dia, kayak makan tanpa lauk pauk, pokoknya dia itu anaknya bikin suasana jadi semangat dan penuh dengan candaan. Temanku Wawan ini bodinya pendek kecil dengan rambut berintik yang pastinya bikin orang kalau melihat saja sudah tersenyum di buatnya, lucu soalnya.

Sudah menjadi kebiasaan aku sama Wawan setiap pagi hari jam lima kita berdua pasti lari pagi mengitari wilayah kami yang cukup jauh yaitu sekitar plus minus 4 km. Dan ini kita sudah melakukannya hampir 2 tahun ini, sehingga aku dan Wawan cukup fresh setiap harinya mengikuti perkuliahan, setiap lari pagi ada-ada saja yang Wawan lakukan dari mengoda anjing sepanjang perjalanan sampai mengoda anak-anak kecil yang jalan-jalan sama orang tuannya, pokoknya dia tidak bakal kehilangan momen untuk menjahili orang, sampai-sampai dia pernah melorotkan celana anak kecil yang sedang berlari di depan kami he..........he.........memang usil banget orangnya.

Saya masih ingat hari itu hari minggu dan kami tak lupa untuk lari pagi seperti biasa, Wawan kalau pas hari minggu dia semangat sekali untuk lari pagi he.........maklum banyak cewek-cewek yang juga jalan dan lari pagi dan pastinya cukup ramai di jalanan pagi itu. Seperti biasa dia selalu usil dengan cewek-cewek yang lari sambil bawa anjingnya pasti deh dia mengodannya kalau tidak seperti itu bukan Wawan namanya, kadang-kadang aku juga sedikit malu kalau pas dia di marahi ibu-ibu yang memang judes nggak mau di ajak bercanda.

"Hai...........Wan lihat di perempatan jalan itu ada apa ya.........banyak orang bergerombol di sana......." kata Aku

"Ayo lari cepat biar bisa lihat, ada apa ya....." sahut Wawan sambil mempercepat larinya

Sampai di perempat jalan sudah sangat banyak orang yang merubung jadi aku dan Wawan tidak bisa melihat apa yang terjadi, Wawan melihat ke arahku dengan senyum yang penuh arti, aku pasti sangat kuatir atas idenya jadi aku cuma melarangnya dengan wajah memelototinya. Aku saja tak bisa melihat apa-apa sama sekali apalagi si Wawan yang super pendek.

Wawan : "Minggir...........minggir.........minggir semua, aku Bapak dari anak yang tertabrak itu !!! " (biasa dengan tampilan yang sok banget gitulah ciri khasnya)

Betul saja semua orang pada minggir sambil memperhatikan Wawan ............jadi Wawan semakin menjadi-jadi dengan lagaknya dengan tergesa-gesa dia semakin kedepan........aku cuma bisa melihat sambil berdiri kaku karena nggak enak sama orang-orang yang ada disitu.

Wawan sangat terkejut dan menyebut "ASTAGFIRULLAH........................ 

ternyata yang mati tertabrak kendaraan adalah anak anjing yang masih kecil.........."

Wajah Wawan terlihat merah padam karena malu..............dengan menundukkan wajah segera pergi dari kerumunan banyak orang tanpa menghiraukan aku yang masih bengong memandangi dirinya, dia terlihat grogi karena berjalan tidak ke arah dimana aku berada tapi asal nyelonong ke sebelah jalan yang lain meninggal aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun