Mohon tunggu...
Ngainun Naim
Ngainun Naim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis buku JEJAK INTELEKTUAL TERSERAK (2023). Dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Jawa Timur. Pengelola http://www.spirit-literasi.id. dan http://www.ngainun-naim.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menemani Anak Muda Menulis

13 Desember 2022   16:23 Diperbarui: 13 Desember 2022   16:49 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pertemuan dengan Aminullah (tengah) di Universitas Negeri Surabaya

Ngainun Naim

Minat generasi muda terhadap dunia menulis belakangan meningkat. Hal itu bisa dicermati dari banyaknya tulisan generasi muda yang terbit di berbagai media. Tulisan mereka mencerminkan spirit zamannya. Apa pun bentuknya, spirit literasi ini penting untuk diapresiasi.

Literasi itu penting sekali. Ia adalah kunci eksistensi, baik eksistensi diri, komunitas, sampai negara. Kemajuan dipengaruhi---antara lain---oleh tingkat literasi. Jika ingin maju maka literasi harus diperkuat.

Tapi itu konsep yang ideal. Ketika melihat kenyataan di lapangan, tidak seindah itu. Persoalan literasi itu rumit dan berkaitan dengan banyak aspek yang saling berkaitan satu dengan yang lain.

Tidak sedikit orang yang berhenti menulis setelah konsisten berkarya sekian puluh tahun. Ada juga yang tetap bertahan meskipun zaman berubah dan godaan semakin kompleks. Namun demikian paling banyak adalah orang yang ingin menulis dan tidak menulis. Jadi sebatas keinginan tanpa tindak lanjut.

Ingin menulis itu kadang diwujudkan dalam menghasilkan tulisan beberapa buah lalu berhenti karena sebab yang sulit dijelaskan. Ini kasuistis. Satu orang dengan orang lainnya kasusnya bisa jadi berbeda.

Paling banyak ya yang ingin menulis. Ya, ingin dan sebatas ingin semata. Tidak ada upaya untuk membumikan keinginan tersebut dalam tindakan.

Sebenarnya ini sudah lumayan karena sudah ada keinginan. Dibandingkan dengan yang tidak memiliki keinginan sama sekali, memiliki keinginan untuk bisa menulis tentu jauh lebih bagus.

Saya bertahun-tahun mengajak banyak kalangan untuk mau menulis. Seminar, diskusi, workshop, dan pelatihan terkait kepenulisan sudah pernah saya hadiri. Status facebook, story WA, dan tulisan-tulisan di media sosial terkait menulis juga sudah saya buat. Namun hasilnya belum menggembirakan. Hanya sebagian kecil saja yang bisa konsisten menulis.

Fenomena semacam ini merupakan fenomena biasa. Tidak perlu menggerutu, apalagi marah. Menulis itu tidak sesederhana mereka yang sudah memiliki budaya menulis. Proses untuk terus menulis sangat panjang dan tidak mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun