Oleh Ngainun Naim
Tiba-tiba saya ingin segera menulis topik kuliner. Topik ini harus segera saya tulis supaya tidak kehilangan konteks. Ada lagi yang lebih penting, yaitu supaya tidak lupa.
Topik kuliner menjadi topik berbeda dari yang biasanya saya tulis. Sebagai variasi tema, saya kira topik kuliner tetap penting sebagai informasi.
Hari jumat malam, tangal 14 Agustus 2015, Anak Lanang mengajak ke Alun Alun Trenggalek. Ia rupanya mendapatkan informasi bahwa di Alun Alun ada pameran. Setelah shalat isya, kami berdua meluncur ke Alun Alun.
Benar juga, beberapa stand pameran mulai berdiri dan membuka lapak. Kami keliling dua kali sampai akhirnya berhenti di penjual topi. Anak Lanang meminta dibelikan topi. Ia memilih topi warna biru, sedangkan saya membeli kopiah.
[caption caption="Cenil plus"]

Setelah itu, kami beli ’Cenil’ yang lokasinya di utara pendopo. Sepanjang jalan utara pendopo, ada beberapa penjual makanan, termasuk tiga orang penjual Cenil.
Saya tidak bisa menguraikan detil apa dan bagaimana cenil itu. Intinya rasanya enak. Harganya juga murah, yaitu 2 ribu per bungkus. Bagi Anda yang berkunjung ke Trenggalek, belum lengkap jika belum mencicipi Cenil khas Trenggalek.
[caption caption="Getuk"]

Trenggalek, 15 Agustus 2015.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI