Mohon tunggu...
Ngabila Salama
Ngabila Salama Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Sebuah opini dari dr. Ngabila Salama, MKM - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta - Sekretaris Umum Organisasi Dokter Alumni SMANDEL Jakarta - Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta - Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI - Ibu tiga anak

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Enam Pilar Transformasi Kesehatan Indonesia Ringkasan Pidato Menteri Budi Gunadi Sadikin 23 Februari 2023

23 Februari 2023   11:12 Diperbarui: 23 Februari 2023   12:46 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RINGKASAN arahan Menkes Pak Budi Gunadi Sadikin dalam pembukaan rakerkesnas Kemenkes RI tahun 2023 akan fokus percepatan enam pilar transformasi layanan kesehatan besar-besaran, yang harus diselesaikan < 2 tahun setelah berjuang mengendalikan pandemi dan mencapai cakupan vaksinasi COVID-19 (data serosurvei tahun 2023, 99 % populasi Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19).

Enam Pilar transformasi layanan kesehatan: Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.

Dua hal yang kita sebagai pemerintah dan tenaga kesehatan harus pegang:
1. Memudahkan akses layanan kesehatan untuk kepentingan masyarakat luas
2. Negara harus hadir dalam setiap urusan kesehatan

Skrining kesehatan BPJS sudah dianggarkan kali ini. BPJS tidak hanya fokus kuratif, tapi juga skrining.

Layanan primer harus dipercepat, setiap RW ada posyandu prima, setiap kecamatan ada minimal 1 puskesmas. Pertama kalinya Kemenkes RI mengeluarkan 26 triliun DAU untuk transformasi layanan primer.

Layanan rujukan untuk setiap RS bisa melakukan cathlab, tatalaksana penyakit tidak menular baik jantung dan kanker. Skrining kanker dengan PETscan, MRI.

Harga obat Indonesia harus lebih murah dan kemandirian menggunakan obat dan alkes dalam negeri.

Pembiayaan kesehatan: unit cost di Indonesia masih besar, tidak transparan. Sistem layanan harus dibuat efektif. Minimalisir pergerakan pasien, mudahkan, jangan menyulitkan.

SDM kesehatan: jumlah nakes merata di seluruh Indonesia (no one left behind). Universitas hanya ada 20 yang bisa menghasilkan spesialis, harus dibuka hospital based untuk percepatan jumalh spesialis. Seperti psikiater jumlah terbatas tapi kuota untuk masuk spesialisnya juga sedikit sekali, dan spesialis lain. Kemenkes meningkatkan jumlah beasiswa spesialis dan subspesialis.

Kematian bayi baru lahir pada congenital heart disease tinggi, jumlah dokter belum banyak. Tools diagnosis dini pada pembunuh terbanyak wanita kanker payudara dan kanker leher rahim blm banyak. Mamografi baru ada di 200 RS, dll.

Teknologi kesehatan: emedical record terintegrasi, SATUSEHAT, dan bioteknologi kesehatan agar lebih presisi dalam preventive medicine dan pencegahan / diagnosis dini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun