Mohon tunggu...
Nurul Furqon
Nurul Furqon Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Nama saya Nurul Furqon, saya berasal dari kabupaten Sumedang, riwayat pendidikan saya SDN Babakandesa, SMPN 1 Cibugel, SMAN Situraja. Dan sekarang saya menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kontestasi Politik "One Piece"

28 Oktober 2021   13:30 Diperbarui: 28 Oktober 2021   13:38 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontestasi Politik One Piece


Menarik memang ketika kita menyeduh kopi sembari bercengkrama tentang One Piece, tiada hal yang membosankan, mulai dari petualangan dan konsep pemimpin yang bersifat anti-tesis dari pandangan umum, lihat saja Bakka Senco Luffy dia bukan orang yang memiliki wibawa cukup untuk disegani, bahkan tingkahnya sangat konyol dan tolol untuk sekelas pemimpin, tetapi teman-temannya sangat menghormatinya, dan tidak pernah meninggalkan kepercayaan pada seorang pemimpin.

Hal yang paling menarik ketika berbicara One Piece adalah tentang bagaimana seorang penguasa bisa mengkonstruk pikiran manusia, bayangkan saja seserang yang menjadi Bajak Laut pasti dikenal sebagai kriminal karena menjadi Bajak laut itu artinya telah melakukan suatu kejahatan yang besar, dan sebaliknya siapapun yang menjadi Marine atau Angkatan Laut pasti akan mendapat hormat dari seluruh mayarakat karena menjadi Angkatan Laut adalah suatu perbuatan mulia, padahal sejatinya tidak semua Bajak Laut berbuat kejahatan dan tidak semua Angkatan Laut berbuat kebaikan, bahkan Angkatan Laut sediri tidak menjadi penegak keadilan melainkan hanya menjadi Anjing Pemerintah, Bajingan bukan?

Menyabalkan memang, tapi itulah realita yang ada, pemegang kekuasaan adalah yang menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah, dan masyarakat yang polos akan mengikutinya. Stigma-stigma buruk akan selalu diberikan kepada mereka yang menentang kesewenang-wenangan kekuasaan, para penguasa yang disebut "World Goverment" memiliki rahasia kotornya dalam mendapatkan kekuasaan dan mereka takut rahasia itu bocor ke publik, dan para "Naga Langit" atau kaum bangsawan yang seenak jidat memperlakukan manusia dan menganggap diri mereka sebagai dewa, makhluk bejad seperti mereka memang pantas untuk dihancurkan, tetapi apalah daya, yang berani menentang mereka hanyalah para Bajak Laut yang dianggap kriminal oleh masyarakat.

Demi menjaga stabilitas politik dan mempertahankan kekuasaannya mereka membuat pasukan Angkatan Laut yang katanya sebagai penegak keadilan, tetapi faktanya Angkatan Laut hanyalah Anjing Pemerintah untuk menjadi tameng kekuasaan supaya rahasia besar mereka tidak bocor, bagaimana tidak mereka memburu siapapun yang menjadi Bajak Laut tanpa pernah melihat sisi moral manusia. Selain para penguasa itu membentuk Angkatan Laut, para penguasa ini juga membayar Bajak Laut untuk dijadikan pasukannya, para Bajak Laut itu disebut Shici Bukkai atau tujuh panglima perang, mereka adalah para Bajak Laut yang dibayar oleh pemerintah untuk bekerja pada pemerintah, bahkan tidak jarang mereka dipekerjakan untuk membunuh Bajal Laut lain, ketujuh Bajak Laut ini bebas melakukan apapun bahkan menduduki sebuah kota pun tidak jadi soal dan mereka akan selalu terbebas dari hukum, selama mereka tetap menuruti perintah dari para penguasa dan tidak mengganggu kekuasannya, maka mereka akan tetap bebas melakukan apapun. Ironis bukan? Mereka yang berdiri disamping penguasa, menjilat para penguasa, sekali pun mereka salah, mereka akan tetap terjaga, berbeda dengan mereka yang berjalan di jalannya untuk memperjuangkan kebenaran.

Mafia-mafia keparat yang sesungguhnya bukanlah mereka para Bajak Laut yang dipandang buruk oleh masyarakat, karena para Bajak Laut hanyalah menginginkan kebebasan supaya terbebas dari kekangan para penguasa, mafia keparat yang sesungguhnya adalah mereka para penguasa yang mengatasnamakan kebenaran demi terciptanya keadilan tetapi mereka tidaklah demikian, faktanya mereka terlibat dalam pasar gelap, jual beli senjata ilegal dan mereka sendirilah dalangnya, menyedihkan sekali ya? Aku sedang berbicara serial One Piece, jangan terlalu dianggap serius, memangnya darimana Angkatan Laut mendapatkan senjata? Tentu dari pemerintah, tetapi pemerintah mendapatkannya dari negeri Wano, tempat mafia besar Orochi hidup.

Itulah dunia yang menyedihkan segalanya penuh dengan kebohongan, permainan dari para lakon drama, mereka yang tidak mau kebajingannan mereka terbongkar, akhirnya mereka mengkambing hitamkan pada siapapun yang menentangnya. Ini sangat serupa dengan ungkapan "rakyat jelata tidak pantas mengatahui cerita para bangsawan, rakyat jelata hanya diharuskan untuk meyakini saja." Terlalu banyak rahasia yang sudah jauh tertimbun dan siapapun yang berani membongkar rahasia tersebut harus bersiap untuk menghadapi sindikat mafia besar yang berkedok pemerintah.

Dengan segala ketidak adilan dan kesewenang-wenangannya telah melahirkan pemberontakan-pemberontakan dari para pejuang keadilan, namun tetap saja, disini siapa yang sedang memainkan sistem, Dragon Sang Revolusioner dicap sebagai teroris, Dragon dijadikan musuh besar yang paling dicari untuk dibunuh. Bukankah memerjuangkan keadilan itu adalah hal yang wajar? Tentu saja wajar namun nafsu busuk dari para penguasa telah mematikan hati mereka sebagai manusia, begitu juga dengan Angkatan Laut merasa diri penegak keadilan menjadikan mereka buta dan menganggap hanya mereka sajalah yang pantas berbicara keadilan.

Hegemoni bahwa penolong rakyat adalah pemerintah telah terlalu melekat pada masyarakat, dan siapapun yang bersebrangan dengan pemerintah adalah musuh negara, mereka para Bajak Laut yang menginginkan kebebasan, dan mereka para Revolusioner yang menginginkan keadilan, mereka semua adalah musuh negara. Memang benar bahwa keadilan dan kemakmuran akan terlahir dari tangan pemerintah, tapi disini pemerintahnya adalah para sekumpulan orang yang telah termakan nafsu melanggengkan kekuasaan, mereka bukan melindungi rakyat, tetapi mereka sendirilah yang mengeksploitasi rakyat, menyedihkan mereka merampas harta rakyat dengan sebutan pajak, mereka menjadikan rakyat mereka sebagai budak, dan mereka menbohongi rakyat, ironis memang, bahkan yang melindungi rakyat sendiri adalah Bajak Laut yang dikata sebagai kriminal.

Kejahatan para penguasa belum berhenti disana, mereka juga telah menghapus sejarah yang sesungguhnya, dan demi menjaga kepalsuan sejarah, mereka membatasi pengetahuan untuk berkembang, ilmuan-ilmuan yang jujur dan tidak mau tunduk pada penguasa akan dibunuh dan segala hasil penelitiannya dilenyapkan. Di dalam cerita One Piece terdapat banyak sekali artepak-artepak sejarah, namun menyedihkannya memperlajari artepak tersebut adalah perbuatan terlarang, telah banyak nyawa yang hilang demi mengetahui sejarah yang sesungguhnya. Sejarah telah dimanipulasi sesuai dengan kepentingan para penguasa, sesuai dengan kebutuhan, dan para penguasa akan selalu menginginkan kepalsuan itu  tetap tertutup, sebab jika kebenaran itu terungkap, maka aib para penguasa itu akan terbongkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun