Tentang prasangka, baik ataupun buruk
Meski kau rancak didepanku, aku tak tahu menahu di balik sisi gelapmu
Bodoamatku perihal seniku
Cibiran mulutmu itu, bak luapan lumpur lapindo. Panas, tak bisa dibendung, meresahkan pula
Cobalah antap, tak akan aku muntab
Bukan bongakmu yang kupinta
Bukan belagakmu yang ingin kujumpa
Juga bukan ketoprak ataupun opera
Manis mulutmu bercakap seperti sa-utan manisan, di dalam bagai empedu
Sudah puas bermulut di mulut orang?Â
Angguk bukan, geleng ia
Cakapmu berdegar-degar, tumitmu diketing