Dalam dinding penjara semacam itu aku menangis
Dibagian proses yang lain aku merajuk.
Pernah juga aku marah-marah dan berteriak-teriak mengumpati Tuhan.
Kubilang apa maunya Ia meberikan genggaman demi genggaman pepat tanpa pernah kumengerti dan hampir tanpa henti.
Kubilang mau berapa lama lagi Tuhan ingin bermain-main denganku, menindih-nindih perasaanku.
Kubilang berapa ton beban lagi yang hendak Ia timpakan di atas keterbatasan kekuatan makhluk macam aku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!