Mohon tunggu...
nurfauziah
nurfauziah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Nasional

masih belajar dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1 Juni diperingati sebagai "Hari Lahir Pancasila"

17 Juli 2020   11:16 Diperbarui: 17 Juli 2020   21:23 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tanggal 1 Juni 2020 di peringatkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Yang mana Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Bahasa Indonesia: Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.

Dan semenjak saat itu lah pada tanggal 01 Juni 2017 secara resmi menjadi hari libur nasional untuk memperingati hari "Lahirnya Pancasila".

Soekarno mengemukakan tentang lima dasar negara, yakni:
(1) Kebangsaan Indonesia,
(2) Internasionalisme atau perikemanusiaan,
(3) Mufakat dan demokrasi,
(4) Kesejahteraan sosial, serta
(5) Ketuhanan yang maha esa.

Setelah itu, ia memperkenalkan lima dasar tersebut dengan diberi nama Pancasila.

Sejarah awal dimulainya ketika menjelang kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik, tentara pendudukan Jepang di Indonesia berusaha untuk menarik dukungan rakyat Indonesia dengan membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (Bahasa Indonesia: Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan atau BPUPK, yang kemudian menjadi BPUPKI, dengan tambahan "Indonesia").

BPUPKI mengadakan sidang nya yang pertama kali dari tanggal 29 Mei (yang nanti nya berakhir pada tanggal 1 Juni 1945). Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan nya dimulai keesokan hari nya pada tanggal 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini di kenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (Bahasa Indonesia: "Perwakilan Rakyat").

Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasan nya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamakan nya "Pancasila". Pidato yang tidak di persiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai.

Mereka selanjut nya membentuk sebuah panitia kecil yang bertugas merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar (UUD) yang mengacu pada pidato Soekarno sebelumnya. Adapun anggota nya adalah Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Sutardjo Kartohadikusumo, Wahid Hasyim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Otto Iskandar Dinata, Mohammad Yamin, dan AA Maramis.

Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhir nya rumusan Pancasila hasil pemikiran Bung Karno berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI.

Adapun isi Pancasila yang sudah final dan telah disepakati bersama-sama oleh tokoh-tokoh Nusantara dari Sabang sampai Merauke adalah sebagaimana yang diketahui publik Indonesia saat ini, yaitu:

  • Ketuhanan yang maha Esa.
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Persatuan Indonesia.
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada tahun 2016 dimana Indonesia telah merdeka selama 71 tahun pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Keputusan Presiden Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 menjadikan tanggal 1 Juni sebagai hari lahirnya. Landasannya adalah pidato Bung Karno tersebut yang memperkenalkan lima sila untuk bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun