Mohon tunggu...
Fiksiana

Aku Bahagia Pernah Menjadi Bagian Kecil di Hidupmu

3 Maret 2017   03:20 Diperbarui: 3 Maret 2017   03:47 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Menjalani hari-hari selama 24 jam kiranya kurang, selalu saja ada yang terlewat tentang kamu. entah itu kata-kata yang selalu kamu ucap dalam hati, atau gerakan kecil yang kamu buat.

tanpa sadar kamu telah menjadi bagian yang terpenting di cerita kehidupanku.

sayang, kita sama-sama tahu bahwa ada tembok begitu tinggi yang jelas-jelas menjadi batas pemisah antara kita. entah sudah berapa ratus hari sejak perkenalan pertama kita hingga di hari aku mengirim surat ini, tetap saja menyerukan nama-Nya dengan nama yang berbeda.

Allah dan Yesus. satu zat, satu tujuan hidup, hanya berbeda cara sembah.

pernah menyesal engga dengan pertemuan kita ini?

Tuhanku dan Tuhanmu pasti telah mengatur pertemuan kita ini, mereka pasti punya alasan khusus kenapa kita di pertemukan, alasan yang sampai saat ini masih aku pertanyakan "mengapa mereka mempertemukan kita padahal mereka tahu satu yang mustahil?". aku tahu tak ada satu pun yang mustahil bagi mereka. tapi aku tetap bersyukur.

Tuhanku dan Tuhanmu memberi kita kesempatan untuk bertemu dan berbagi kebahagiaan.

ternyata cukup menyenangkan mencintai diatas beda, tak seburuk yang aku bayangkan. aku mengartikan

"Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh kudus" mu sebagai "Bismillah" bagiku.

"Puji Syukur pada Yesus" mu sebagai "Alhamdulillah" bagiku.

"Shallom, salam damai" mu sebagai "Assalamu'alaikum" bagiku.

Aku suka caramu mengingatkanku untuk sholat 5 waktutiap harinya. Dan aku berterima kasih karena bersedia menemaniku sahur di bulan Ramadhan. Hal yang mungkin agak beban bagimu, harus ikut bangun pagi-pagi hanya untuk menemaniku agar aku tak kesepian, kau lakukan itu karena kamu bilang "kamu cinta aku". iya kan?

sayang, ketika suatu saat kamu bersimpuh di depan Tuhanmu, tolong sampaikan pada-Nya bahwa aku sangat mencintai salah satu umat-Nya, kamu. sampaikan terimakasih ku kepada-Nya karena telah menciptakan dan telah mengijinkan aku mengenalnya lebih jauh walaupun tak bisa bertatap langsung.

pernah kamu bayangkan tentang "perpisahan"? ya kita memang telah berpisah, tapi bukan yang "benar-benar" berpisah. kita masih bersama hingga kini, mungkin karena cinta (ini menurutku pribadi, entah menurutmu). seperti yang kamu bilang, kata-kata yang selalu aku benci ketika kamu mengucap "aku hanyalah seseorang yang sedang menunggu waktu" pasti kamu mengerti maksud dari kata-kata ini.

kita telah berusaha keras mencari cara agar tetap bersama. namun sekeras apa pun kita mencoba, akan ada waktu dimana kita akan saling meninggalkan dan merelakan.

tak perlu kujelaskan cintaku padamu,kamu tahu betapa besarnya itu. aku yakin cintamu sama besarnya, mungkin tak perlu lagi kuragukan, kamu pernah membuktikannya.

namun, cinta kepada sosok yang kita sebut Tuhan dengan nama yang berbeda, jauh lebih besar daripada itu. pada akhirnya kita memang harus memilih untuk mengembalikkan cinta yang kita punya kepada Dia sang Pemberi Cinta.

yang dapat kita lakukan sekarang adalah menghargai waktu yang ada. aku tak mau terlalu memikirkan apa yang akan terjadi di depan. itu hanya membuatku pesimis dan menyerah pada keadaan seperti kemarin. walau terkadang kita memang harus membuka mata terhadap hal yang kita sebut dengan "kenyataan". kita bisa marah, tak terima atau bahkan mengutuk Tuhan, namun ketika waktu itu tiba, yang bisa kita lakukan hanyalah merelekan.

untuk kamu yang jauh disana, terimakasih telah mencintaiku. terimakasih telah menitipkan separuh hatimu padaku, membagi setengah kehidupanmu. terima kasih telah mengajarkanku untuk berani memperjuangkan cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun