Mohon tunggu...
Next Generationsu
Next Generationsu Mohon Tunggu... -

Generasi kepemimpinan bangsa Indonesia dari Sumatera

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Pakpak Bharat, Pemda Yang Urus Akte Warga

19 Maret 2015   12:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:26 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Kabupaten ujung Barat Sumatera Utara yakni Kabupaten Pakpak Bharat Pemerintah Daerah inisiatif mengurus Akte warganya. Kabupaten ini kian melonjak deangan berbagai prestasi dan terobosan yang dilakukan Pemda dalam mengangkat harkat dan martabat rakyat maupun pemerintahannya dibawah kepemimpinan Bupati Remigo Yolando Berutu.
Seperti yang disampaikan dalam sejumlah media terbitan Sumut, bahwa Dalam rangka mensukseskan pendataan dan pencatatan sipil bagi seluruh warganya, Bupati Kabupaten Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu, MBA laksanakan sistim jemput bola untuk urusan Akte Lahir, Akte Nikah, Akte Kematian dan Akte Perceraian. Sistim jemput bola yang dicangkan Pemerintahan Remigo Berutu dengan menghadirkan pihak Catatan Sipil di Rumah Sakit, Puskesmas dan segera akan dihadirkan juga di lembaga-lembaga gereja.
Demikian disampaikan Remigo Berutu disela, sela kunjungan dam penyerahan simbolis Akte lahir kepada warga yang melahirkan di Puskesmas Sibande, Selasa, 17/03/2015.
Sementara sehari sebelumnya di Pekan Sibande dilakukan penyerahan sejumlah Akte kepad perwakilan warga dari Desa-desa se-Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe (STTU JEHE).
Duduk lesehan di atas tikar yang digelar melapisi ubin los Pasar tradisional Desa Tanjung Meria, Kecamatan Sitellu Urang Tali Jehe, Pakpak Bharat, Deny Marini (35), ibu dari empat orang anak itu tak pernah menanggalkan senyum cerianya.
Senin siang (16/3), bersama ratusan warga lainnya, Marini terlihat tekun menyimak pidato Remigo Yolanda Berutu, Bupati Pakpak Bharat. Sebuah spanduk diikat tali plastik dipasang pada tiang-tiang kayu membelakangi bupati. “Pos Pelayanan Administrasi di Pekan, Segeralah Lengkapi Dokumen Kependudukan Anda di pos-Pos Pelayanan di Pekan-Pekan Pakpak Bharat”.
Sesekali pedagang mie sop asal Cirebon, Jawa Barat yang bersuamikan marga Boangmanalu itu ikut memberi tepuk tangan bersama warga lain, terutama saat Remigo Yolanda Berutu dengan nada bercanda berujar:
‘Kalau saya mendapati ada warga yang dipungut biaya saat mengurus administrasi kependudukannya, nanti saya gantung Pak Sinaga di atas tali plastik ini”,ujar bupati sembari tersenyum simpul. Jari tangannya memegang seutas tali rafia yang banyak bergantungan di atas tiang bambu itu.
Sontak tawa riuh meledak diiringi tepuk tangan warga. Sedangkan Parulian Sinaga, Kadisdidukcapil Pakpak Bharat yang menyertai bupati bersama Kadis Kesehatan dr. Tomas hanya tersenyum simpul mendengar canda pimpinannya itu.

Sempat Siapkan Uang Tebusan

Suasana santai, akrab dan kekeluargaan siang itu memang terajut saat Bupati Pakpak Bharat bersama Jenny Berutu, anggota DPRD Sumut dan jajaran Disdukcapil membagikan ….. akte kelahiran kepada warganya. Kaum ibu umumnya dating membawa anak-anak mereka yang masih balita. Tak sedikit selama acara mereka menyusui anak mereka.
“Jujur saja, dari rumah saya sebenarnya sudah siapkan uang tebusan Rp 100.000, ehh tak tahunya benar-benar gratis, lumayan buat belanja bahan dagangan. Tolong sampaikan terimakasih saya untuk Pak Bupati,”tutur Marini usai acara. Ibu dari Arziki Erlangga Boangmanalu ini memang pantas bergembira.
Tahun lalu saat mengurus akte kelahiran untuk tiga anaknya dan kartu keluarga, ia harus megeluarkan biya Rp 400.000. Belum lagi biaya untuk beli bensin karena ia harus bolak-balik Tanjung Meria – Salak. Maklum, kantor Disdukcapil memang terletak di Salak,
“Kalau naik sepeda motor, ya kurang lebih satu sampai satu setengah jam pulang pergi. Udah begitu belum tentu urusan selesai dalam sehari. Jadi saya sangat bersyukur saat petugas catatan sipil yang datang sendiri menemui warga di ke pekan Tanjung Meria”,tambah Marini dengan senyum mengembang.
Kegembiraan juga memancar dari raut Masrudin Bintang (38). Datang bersama anaknya, Ihsan Hafis Bintang yang baru berumur 4,5 tahun, lelaki yang mengusahan jasa penyewaan keyboard itu memberi acungan jempol dengan terobosan layanan publik yang dilakukan bupati Pakpak Bharat. Maklum jika harus mengurus ke kantor Disdukcapil di Salak,

Sempat Tak Percaya

Tak berbeda jauh dengan Marini. Ia semula juga tak begitu percaya saat Pimpin Berutu, Kades Tanjung Meria datang ke rumah dan menyarankan agar segera mengurus sertifikat kelahirn bagi anaknya. Mummpung lagi gratis, begitu bujuk kades.
“Akh mana mungkin gratis, perkiraan saya kalau urus akte kelahiran paling tidak nanti saya harus keluar biaya Rp 200.000”,tuturnya. Dengan anggapan seperti itu, Masrudin Bintang sempat mengabaikan saran kadesnya. Namun seminggu kemudian Masrudin Bintang harus mengubah pandangannya yang keliru itu.
Beberapa tetangganya yang mengurus akte kelahiran, Kartu Keluarga atau Kartu Perkawinan di Pos Pelayanan di Pekan Tanjung Meria, ternyata benar-benar tak mengeluarkan uang sepeser pun.
“Saya kemudian datang ke Pekan dan urus kartu kelahiran anak saya, hanya seminggu sudah selesai, acung jempol untuk Pak Bupati Remigo”,katanya. Tak hanya itu, Masrudin Bintang juga mengapresiasi sikap bupati yang mau duduk lesehan di los pekan Tanjung Meria walau dilapisi tikar plastik.
“Seingat saya, bupati sebelumnya kalau buat pertemuan biasanya ya di Kantor Camat,, bukan lesehan dan dekat dengan warga begini”, tambahnya.

Mengurangi Pengeluaran Warga

Sejak memimpin Kabupten Pakpak Bharat pada 2010, Remigo Yolanda Berutu memang seolah tak pernah berhenti untuk berkreasi dalam meningkatkan kualitas layanan publik ke wargaya.
“Inti otonomi daerah itu mendekatkan layanan publik ke warga untuk meningkatkan kesejahteraan sosial warga”,ujarnya. Pekan warga yang diadakan seminggu sekali di setiap kecamatan di Pakpak menurut Remigo merupakan ajang bertemunya warga dari berbagai desa. Saat ke Pekan, warga tak melulu berbelanja kebutuhan sembako atau menjual hasil bumi, tapi banyak juga yang hendak bertemu kerabat dari desa lain atau bahkan untuk sekadar untuk cuci mata.
Melihat potensi tersebut, Remigo Berutu pun menggulirkan ide pengurusan layanan akte kependudukan di hari pekan pada tiap kecamatan di Pakpak Bharat. Ia memaklumi bahwa jarak antar desa ke Salak, ibukota sekaligus pusat pemerintahan Pakpak Bharat cukup jauh. Belum lagi soal sarana angkutan umum yang masih terbatas dan topografi jalan yang berbukit-bukit dan penuh kelokan sering membuat waktu tempuh menjadi lebih lama.
“Memindahkan layanan publik pengurusan akte kependudukan ke pekan-pekan kecamatan adalah salah satu solusinya”,ujar Remigo Berutu. Program pengurusan akte kpendudukan gratis tak hanya menyasar ke kalangan warga yang belum punya akte kependudukan, tapi juga menyasar ke kalangan ibu yang melakukan persalinan di tiap puskesmas.
Dalam tiga hari menurutnya, akte kelahiran langsung jadi dan diserahkan petugas tanpa dpungut biaya alias gratis.
“Berbagai bentuk kreasi layanan publik bai di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan atau bidang lain, muaranya untuk membantu mengurangi tingkat pengeluaran warga sehingga memungkinkan warga punya tabungan dari pendapatan mereka”,katanya. **

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun