Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Freelancer

Autodidak nekat, tidak lulus PAUD, hobi baca spanduk, hobi olahraga jalan kaki, dan bekerja online dari rumah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inti Krisis Moral Manusia Modern: Ketika Uang, Ego, dan Kekuasaan Menjadi Tuhan Baru

19 April 2025   08:09 Diperbarui: 19 April 2025   08:09 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awal munculnya sombong dan takabur dimulai ketika manusia mulai menuhankan uang, kekuasaan dan ego (Pinterest, ilustrasi AI) 

Krisis moral zaman ini bukan sekadar soal perilaku, tetapi menyangkut kerusakan paling dalam: kerusakan dalam orientasi hati. Ketika manusia mulai menuhankan uang, ego, dan kekuasaan, maka saat itu pula kesombongan dan takabur tumbuh subur. Inilah bentuk syirik moderen tersembunyi, yang mengundang kemurkaan Tuhan, bahkan sebelum datangnya hari pembalasan.

Kesombongan tak butuh waktu lama untuk menampakkan akibatnya. Tak perlu menunggu hukuman di akhirat. Ia membawa kehancuran, bukan hanya secara spiritual, tapi juga sosial, ekonomi, bahkan emosional. Orang bijak berkata:

Kalau ingin kau cepat hancur tercerai-berai, maka sombonglah.”

Uang dan Ego: Tuhan Baru di Zaman Modern

Di era kapitalisme ini, manusia cenderung menilai segala sesuatu dari nominal. Harga diri ditakar dari saldo rekening. Kehormatan ditentukan oleh jabatan. Bahkan ibadah pun bisa menjadi formalitas untuk pencitraan. Uang bukan lagi alat bantu, tapi telah menjadi pusat kehidupan—berubah menjadi "tuhan pengganti".

Padahal, ketika manusia menggantungkan hidupnya pada materi, ia mulai kehilangan ketenangan batin, kejujuran, bahkan makna hidup itu sendiri. Kesombongan modern tidak berteriak keras, tapi menjalar diam-diam lewat pola pikir yang materialistik dan hedonistik.

Takabur: Mengingkari Nikmat Tuhan

Kesombongan muncul saat manusia lupa bahwa segala pencapaian bukan hasil tunggal usahanya. Ia lupa bahwa kesehatan, kecerdasan, peluang, bahkan keberuntungan, semuanya adalah titipan dan rahmat Tuhan.

Ketika seseorang berkata dalam hati: “Aku berhasil karena kemampuanku sendiri,” saat itulah ia mulai menandingi hak eksklusif Tuhan. Dalam hadis qudsi, Allah berfirman:

"Kesombongan adalah selendang-Ku, dan keagungan adalah pakaian-Ku. Siapa yang menyaingi-Ku dalam salah satu dari keduanya, maka Aku lemparkan dia ke neraka." (HR. Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun