Bulan Ramadan selalu identik dengan berbagai acara hiburan bernuansa Islami. Dari sinetron religi, talk show inspiratif, hingga variety show bertema Ramadan, semuanya berlomba-lomba menarik perhatian. Banyak orang menjadikan tontonan ini sebagai teman ngabuburit atau hiburan sebelum tidur.
Tapi, bagaimana dengan para introvert?
Bagi mereka yang lebih nyaman dalam ketenangan, duduk diam menonton acara penuh suara riuh dan tawa penonton bisa terasa melelahkan dan membosankan. Alih-alih menyerap energi, justru yang ada malah kehabisan energi! Itulah mengapa banyak introvert lebih memilih aktivitas yang lebih tenang, fokus, dan tetap produktif seperti berjualan online.
Bayangkan, di saat orang lain hanya menunggu waktu berbuka dengan pasif, seorang introvert bisa merasakan kepuasan setiap kali notifikasi orderan berbunyi. Menjalankan bisnis online bukan hanya mengisi waktu dengan lebih bermanfaat, tetapi juga menghadirkan kebahagiaan tersendiri tanpa perlu basa-basi, tanpa distraksi berlebihan.
Jadi, mengapa jualan online lebih menarik bagi seorang introvert selama Ramadan? Mari kita bahas lebih dalam!
Ramadan dan Preferensi Introvert: Menikmati Kesunyian yang Produktif
Dalam psikologi kepribadian, introvert cenderung menghindari stimulasi eksternal yang berlebihan. Ini menjelaskan mengapa mereka kurang tertarik pada acara hiburan Ramadan yang penuh suara, warna, dan interaksi sosial.
Carl Jung menjelaskan bahwa introvert mengisi ulang energinya dengan melakukan aktivitas mandiri yang mereka sukai. Dalam konteks Ramadan, ini berarti:
- Lebih suka membaca buku, tadabbur Al Quran dan merenung daripada menonton TV yang berisik.
- Nyaman bekerja sendiri tanpa perlu banyak interaksi sosial.
- Fokus pada aktivitas yang memberikan rasa pencapaian pribadi.
Dan di sinilah bisnis online menjadi solusi sempurna. Dengan hanya bermodal smartphone, mereka bisa menjalankan usaha sendiri, melayani pelanggan lewat chat, dan menerima orderan tanpa harus keluar rumah atau menghadapi percakapan panjang yang melelahkan.
Daripada sekadar menonton orang lain sukses di layar kaca, mengapa tidak menciptakan kesuksesan sendiri dari balik layar ponsel?