Â
Apakah Kita Masih Layak Disebut Bangsa yang Berjiwa Besar? Ketika Patriotisme Luntur dan Pengkhianatan Menjadi Pilihan
Patriotisme adalah semangat mencintai, mempertahankan, dan mengabdi kepada tanah air. Sejak zaman perjuangan kemerdekaan, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang berjiwa besar—berani melawan penjajah, bersatu dalam keberagaman, dan rela berkorban demi kepentingan negara. Namun, seiring berjalannya waktu, semangat patriotisme ini tampaknya mulai memudar.
Tidak sedikit warga, bahkan aparatur negara yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, justru tergoda untuk menjual kepentingan bangsa demi keuntungan pribadi. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa patriotisme bangsa kita luntur? Apakah masih relevan jika kita menyebut diri sebagai bangsa yang berjiwa besar?
Patriotisme yang Kian Luntur
Dahulu, semangat kebangsaan begitu kuat terasa. Para pahlawan rela mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan. Namun kini, nilai-nilai tersebut perlahan terkikis oleh berbagai faktor, di antaranya:
1. Materialisme yang Menggerus Nasionalisme
Di era modern, banyak orang lebih mementingkan keuntungan pribadi daripada kepentingan bersama. Orientasi terhadap materi sering kali membuat seseorang lupa akan tanggung jawab moralnya sebagai bagian dari bangsa. Kasus korupsi, misalnya, menjadi bukti nyata bagaimana keserakahan dapat mengalahkan nilai-nilai kebangsaan.
2. Kurangnya Keteladanan dari Pemimpin
Pemimpin memiliki peran besar dalam menanamkan semangat patriotisme. Namun, ketika banyak dari mereka justru terjerat kasus korupsi atau menyalahgunakan kekuasaan, kepercayaan masyarakat pun terkikis. Rakyat yang kehilangan figur panutan akhirnya menjadi apatis terhadap nilai-nilai kebangsaan.
3. Minimnya Pendidikan Karakter