Mohon tunggu...
Ruby
Ruby Mohon Tunggu... Guru - Ar Robi'ah

Menulis untuk mengabadikan rasa yang tidak pernah mampu dilisankan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Melupakan

6 Desember 2020   01:11 Diperbarui: 6 Desember 2020   01:52 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hanya satu hal yang dibutuhkan untuk sampai pada titik jenuh kemudian saling melupakan: waktu. Sampai kapan? Entah.

Mengherankan memang. Manusia adalah makhluk berakal dan cerdas, tapi sulit mengendalikan pikiran sendiri. Kadang, sesuatu yang kita berjuang keras untuk melupakan justru yang paling sering muncul dalam ingatan. Sedang sesuatu yang kita berjuang mati-matian untuk mengingat, justru begitu mudah tenggelam.

Sadarkah kita? Melupakan hanyalah keinginan hati saat kenyataan tidak sesuai harapan. Tapi ingatan akan terus ada. Bersemayam dalam alam bawah sadar.

Tidak bisa mengelak, bahwa kadang ada ingatan-ingatan yang cukup mengganggu kenyamanan. Dan satu-satunya cara untuk melupakan adalah dengan tidak berusaha melupakan. Membiarkan semuanya mengalir, memenuhi memori dengan ingatan-ingatan baru, sampai lupa bahwa kita pernah ingin melupakan.

Lupa, terkadang menjadi nikmat yang sering terlupa. Saat mengingat justru menjadikan luka semakin menganga, di situlah lupa menjadi hal yang paling didamba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun