Mohon tunggu...
Satya Hedipuspita
Satya Hedipuspita Mohon Tunggu... -

Nama saya Satya, diambil dari bahasa Sanskrit yang berarti kebenaran. Kebenaran sejati bukan saya, tetapi saya mengikuti Dia yang adalah kebenaran sejati dan kehidupan sejati. Karena nama ini diberikan orang tua saya bagi saya, maka saya akan berjuang sebagai pewarta kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa Yesus pun Tidak Dikabulkan Allah

19 Februari 2016   07:40 Diperbarui: 19 Februari 2016   07:49 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Semua orang berhak atas kesempatan kedua."][/caption]Doa merupakan sebuah aktivitas umum yang dilakukan oleh hampir semua orang dari berbagai budaya dan kepercayaan. Doa adalah salah satu wujud pengakuan bahwa ada oknum yang lebih besar dan berkuasa dari pada manusia dan menguasai manusia. Aktivitas ini dibangun oleh berbagai pengertian tentang relasi antara manusia dengan oknum yang besar tadi. Karenanya aktivitas doa diwujudkan dalam berbagai bentuk sesuai dengan pemahaman yang diperoleh oleh pribadi yang berdoa.

Dalam kehidupan Kristen kita memahami bahwa kekristenan merupakan sebuah keyakinan yang didasarkan pada relasi yang intim antara manusia dengan Tuhan, Allahnya. Relasi yang intim ini dibangun melaui beragam disiplin rohani. Dalam Injil Matius, pada rangkaian khotbahNya di bukit, Yesus memperhatikan 3 hal yang menjadi cara orang-orang Yahudi dalam menunjukkan spiritualitas mereka dalam aktifitas ritual; yaitu, sedekah, doa, dan puasa. Pada masing-masing perikop selalu muncul kalimat, “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, doa dipahami sebagai permohonan kepada Tuhan, sementara dalam kamus Webster doa dijelaskan dengan “Persekutan dengan Allah.” Pemahaman Kristen yang berdasarkan Alkitab mendukung penulisan Webster berkaitan dengan makna doa. Dalam bahasa asli Perjanjian Lama (PL - Ibrani) ada 7 kata berbeda yang digunakan untuk menjelaskan makna doa, sementara ada 6 kata berbeda pada bahasa Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru (PB). Karena keterbatasan waktu dan ruang untuk menulis, maka mungkin di kesempatan lain satu persatu kata yang digunakan dapat dibahas untuk menjelaskan secara detail apa dan bagaimana doa. Namun yang menarik adalah bahwa dari ke 13 kata yang berbeda, makna yang terkandung dalam penggunaan kata-kata tersebut menjelaskan satu hal yang sama, yakni bahwa doa merupakan persekutuan dengan Allah.

Memperhatikan penjelasan di atas maka pertanyaan, “Apakah doa selalu dikabulkan?” menjadi tidak relevan, bukan karena Tuhan selalu menjawab ‘ya’ terhadap semua doa kita, namun karena doa bukanlah sebuah aktifitas untuk memohon Tuhan melakukan sesuatu bagi kita, karena doa adalah persekutuan dengan Allah. 

 

Yesus Berdoa

Selama kehadiranNya yang pertama di muka bumi, Yesus yang dibesarkan dalam budaya dan keyakinan Yahudi, juga melaksanakan aktifitas doa. Tidak jarang kita menemukan dalam catatan Injil bahwa Yesus berdoa, bahkan dalam berbagai kesempatan Yesus berdoa. Salah satu doa Yesus yang tercatat dan sangat menarik adalah ketika Dia bergumul di Getsemani. Doa yang disampaikan hanya satu, “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Yesus ketika berdoa di Getsemani ini bukan sekedar basa-basi. Tabib Lukas menggambarkan kesungguhan Yesus dengan mengatakan, “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” Para ahli kedokteran mengkonfirmasi bahwa memang dimungkinkan bila seseorang dalam pergumulan yang sangat luar biasa keringatnya bercampur darah akibat pecahnya pembuluh darah. Bila memperhatikan kesungguhan ini, dengan menggunakan pemahaman bahwa doa adalah permohonan kepada Allah, maka semestinya, seharusnya, dan sepantasnya bila doa Yesus dikabulkan oleh Bapa di sorga. Seorang pengajar doa, Doa Bapa Kami, yang oleh sebagian pengikutNya doa itu dipahami sebagai mantera, yang pasti dan selalu dikabulkan, tetapi doaNya tidak dikabulkan oleh Bapa. Mengapa???

Karena doa bukan berbicara soal permohonan dan pengambulan oleh Allah, doa berbicara tentang kehendak Allah bagi setiap orang yang menghadap Dia.

 

Doa Bapa Kami

Dengan masih memperhatikan konsep bahwa doa adalah permohonan kepada Allah, mari kita mengamati Matius 6:5-8 yang merupakan kalimat-kalimat pendahuluan yang menghantar diajarkannya Doa Bapa Kami oleh Yesus. Yesus memahami bahwa bagi kebanyakan orang doa merupakan rangkaian permohonan yang disampaikan kepada Allah. Karena itu dalam bahasa yang dapat dipahami oleh kebanyakan orang Yesus menyampaikan bahwa doa yang hanya pemanis bibir dan doa yang menunjukkan ketidakpercayaan kepada Allah pastilah tidak dikabulkan oleh Allah. Apalagi, mereka yang berdoa ini tidak memiliki pengenalan akan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun