Mohon tunggu...
GoDok Indonesia
GoDok Indonesia Mohon Tunggu... Editor -

Aplikasi kesehatan yang menyajikan layanan Tanya Dokter Gratis dan Ragam Artikel seputar kesehatan, gaya hidup, keluarga hingga ragam penyakit

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Sakit Kuning pada Bayi

11 Juli 2018   16:53 Diperbarui: 11 Juli 2018   16:55 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: https://www.drweil.com/wp-content/uploads/2016/12/health-wellness_health-centers_children_jaundice-newborn

Go Dok-Pernahkah Anda bertanya-tanya, "Kenapa buah hati berubah jadi kuning? Apa yang salah?". Tenang! Perubahan warna kulit pada bayi yang baru lahir ternyata lumrah terjadi, kok!

Agar tidak penasaran, simak penjelasan sakit kuning pada bayi; serta pemicu dan cara menanganinya.


Sakit kuning pada bayi


Sakit kuning, atau jaundice, seringkali menyerang bayi yang baru lahir dan ditandai dengan menguningnya warna kulit, mulut, dan mata buah hati. Gejala lainnya meliputi perubahan warna urin yang menjadi kuning pekat serta bayi menjadi sedikit rewel.

Tenang! Sakit kuning pada bayi terbilang cukup umum, dengan rasio sekitar 6 dari 10 bayi yang baru saja lahir mengalaminya.

Apa saja pemicunya?

Pemicu utama sakit kuning pada bayi adalah tidak terurainya zat bilirubin. Bilirubin sendiri merupakan salah satu zat penghasil warna yang terdapat pada aliran darah; dan dihasilkan melalui pecahnya sel-sel darah merah di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, bilirubin di dalam tubuh akan digiring menuju organ hati untuk kemudian diproses sehingga dapat keluar dari tubuh bersamaan dengan feses.

Namun, pada bayi yang baru lahir, fungsi dari organ dan sel-sel tubuh belum seluruhnya optimal. Hasilnya, keseimbangan kadar bilirubin di dalam tubuh si buah hati menjadi tidak ideal. Seringkali, penyebabnya adalah organ hati si bayi yang belum bekerja optimal sehingga proses penguraian bilirubin tidak sempurna.  Kadar bilirubin yang berlebihan inilah penyebab munculnya warna kuning pada bayi.

Selain akibat ketidakseimbangan bilirubin, sakit kuning pada bayi juga dapat disebabkan oleh masalah kesehatan lain, seperti :

  • Ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi.
  • Perbedaan Rhesus, di mana sang ibu memiliki rhesus darah negatif, sementara bayi memiliki rhesus positif.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Hipotiroidisme.
  • Kekurangan enzim yang dibutuhkan tubuh bayi.
  • Obstruksi atau cacat pada sistem empedu.

Berapa lama penyakit ini biasanya terjadi?

Biasanya, sakit kuning pada bayi dapat bertahan selama 3 hari setelah kelahirannya. Jika kadar bilirubin yang berlebihan ini masih dalam batas wajar, maka kadar bilirubin akan menurun perlahan di hari-hari berikutnya. Hal ini terjadi seiring dengan berkembangnya fungsi hati si kecil, dan biasanya memakan waktu 7 hari. Namun, jika penyakit kuning bertahan hingga lebih dari 2 minggu, maka Anda harus segera mengonsultasikannya pada dokter spesialis anak.

Bagaimana penanganan yang tepat?

Lalu, apa yang harus dilakukan jika bayi terbukti menderita sakit kuning? Idealnya, Anda disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui seberapa banyak kadar bilirubin di dalam darah bayi. Jika masih dalam batas wajar, penyakit kuning akan sembuh dengan sendirinya. Biasanya, dokter akan menyarankan fototerapi, yaitu terapi dengan media cahaya. Terapi inilah yang paling sering digunakan dalam menyembuhkan sakit kuning guna menurunkan kadar bilirubin lewat proses foto-oksidasi (penambahan oksigen untuk mengubah bentuk bilirubin sehingga lebih gampang dikeluarkan dari tubuh bayi). Dalam kasus ini, fototerapi bisa berupa tindakan menjemur di bawah sinar matahari atau menyinari bayi dengan cahaya lampu khusus dalam sebuah boks. Untuk lebih amannya, Anda harus berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, ya!

Nah, itu dia sekelumit penjelasan mengenai sakit kuning pada bayi yang penting untuk Anda ketahui. Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun