Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Why Not", Unta Masuk Lubang Jarum?

16 April 2018   04:15 Diperbarui: 16 April 2018   11:23 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edit gambar de'Cintren, Unta masuk lubang jarum, pixabay.com

Inilah jawabannya.

Manusia di'ibaratkan 'Unta'
Lubang jarum di'ibaratkan 'pintu surga'

Manusia dicipta dari debu tanah.
Manusia mati, tubuh kembali ketanah, (tetap dibumi, tidak ikut kesurga). Roh kembali kepada Allah.

Kembali ke'topik.
Berarti : 'ROH' manusia sangat mungkin masuk 'SURGA' | Unta sangat mungkin masuk 'LUBANG JARUM'

Dibawah ini ayatnya.

Ayat Alkitab  : Markus 10:25
Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah / Surga.

Sangat jelas ini ranah Allah, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Kuasa Allah sang pencipta, jangan dianggap kecil, sekecil otak dikepala kita.
Manusia itu siapa? kita itu makhluk ciptaan'Nya yang dicipta dari debu tanah.

Kitab Kejadian 3:19
Dengan keringat di wajahmu, engkau akan makan makananmu, sampai engkau kembali kepada tanah yang darinya engkau diambil. Sebab, engkauadalah debu, dan akan kembali kepada debu.

Pengkhotbah 12:7
dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan
roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

Nah ...
Sangat jelas kan ... berarti, unta yang tidak punya apa-apa, hanya makhluk 'tunggangan.
Unta tidak pernah mikir harta, kekayaan, pangkat, martabat, ibaratnya manusia yang dengan ketutulusannya hidup wajar, melakukan yang baik dan benar, akan lebih mudah masuk surga.

Dibandingkan dengan 'tuan'nya yang saudagar kaya raya yang hanya memikirkan hartanya, sampai-sampai, seolah dia bisa bayar tiket masuk surga.
Padahal ...
Tiket masuk surga tidak dijual dan sekali jalan. 'One way ticket to Heaven'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun