Alhamdulillah, aku masih diberi umur untuk bisa bersua dengan bulan Ramadan tahun ini. Senang rasanya, bahwa tahun ini aku masih dapat menikmati Ramadan dengan segala keistimewaannya. Termasuk, ini adalah tahun ketujuh aku menjalani Ramadan di tanah Sumatera.
Ya, tepatnya sejak 2019, aku menjalani puasa Ramadan di Bukittinggi, Sumatera Barat. Bahkan pada Ramadan 2020 dan 2021, alhamdulillah aku sanggup menjalaninya di tengah pandemi Covid-19. Sebuah memori yang pantang dilupakan.
Sehari-hari aku bekerja di sebuah instansi plat merah. Pada Ramadan kali ini, terdapat penyesuaian jam kerja layanan untuk masyarakat. Aku bisa pulang lebih awal, yakni jam 15.00 wib. Nah, saat pulang dari kantor ini aku tak langsung ke rumah. Kukendarai motorku untuk ngabuburit. Keluyuran ke sana ke mari, seraya mencari makanan untuk berbuka puasa.
Kau tahu? Makanan adalah salah satu hal yang amat kuperhatikan kala memulai hidup merantau di Bukittinggi. Seperti daerah-daerah lain yang ada di ranah Minangkabau, Bukittinggi menyediakan aneka masakan yang sungguh mengundang selera. Namun, makanan-makanan ini didominasi oleh santan dan bercita rasa pedas.
Tentu akan jadi masalah jika setiap hari aku mengonsumsi makanan-makanan pedas tersebut. Aku sadar diri dengan keadaan dan daya tahan perutku. Untuk itu, aku kerap mencari alternatif menu, supaya aku tak setiap saat memakan sajian bersantan, atau pedas.
Apalagi pada masa Ramadan saat ini. Setelah belasan jam berpuasa, rasanya tak elok untuk menjejalkan makanan yang tidak friendly ke dalam perut yang sedang kosong. Jadi, aku bakal memilih menu yang tidak pedas. Oh ya, orang Minang biasa menyebut makanan-makanan untuk berbuka puasa dengan sebutan pabukoan.
Beberapa hari yang lalu, aku mencari pabukoan ke arah Tanjung Alam. Jika kamu bergerak dari Bukittinggi menuju Payakumbuh, kamu akan melewati daerah ini. Di sini, aku menemukan sebuah tempat yang menjual aneka pabukoan.
Menarik, batinku. Aku pun berhenti dan melepas helm. Siapa tahu ada lauk yang cocok, bisikku dalam hati. Pabukoan ini menjual aneka makanan untuk berbuka puasa. Mayoritas adalah lauk, mulai dari yang berbahan ayam, daging, ikan, hingga bermacam sayuran.
Lauk pertama yang kulirik adalah ayam bumbu merah. Aku memilih potongan paha. Kenapa paha? Simpel saja waktu memakannya. Apalagi ada orang-orang yang bilang bahwa bagian paha itu lebih juicy.Â