Pandemi Covid 19 yang terjadi di Indonesia berdampak pada segala bidang, salah satunya adalah di bidang pendidikan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menegaskan bahwa kegiatan proses belajar mengajar di tingkat sekolah dan perguruan tinggi dilakukan secara daring bagi yang berada dalam zona merah. Pembelajaran secara daring ini dilakukan untuk menghindari adanya penularan terhadap penyakit Covid-19.
Pembelajaran daring memaksa semua guru dan peserta didik untuk mampu menguasai berbagai aplikasi guna menunjang dalam  pembelajaran moda daring, diantaranya Google Classroom, Zoom Meeting. Pada awal pembelajaran secara daring dilakukan, banyak guru dan peserta didik yang masih kesulitan untuk bisa beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan aplikasi-aplikasi moda daring tersebut. Namun seiring berjalannya waktu guru dan peserta didik terbiasa dengan penggunaannya.
Kegiatan proses belajar mengajar secara daring dilaksanakan seperti pada pembelajaran biasa, namun hanya ada perubahan pada alokasi waktu per jamnya dimana dialokasikan sebanyak 30 menit dalam 1 Jam Pelajarannya. Sesuai dengan jam mengajarnya, guru akan memberikan tugas kepada pesreta didik. Hal inilah yang terkadang membuat peserta didik merasa tertekan dengan banyaknya tagihan tugas yang diberikan oleh masing-masing guru dalam sehari.
Berkaitan dengan pemberian tugas yang diberikan guru pada pembelajaran daring pada kelas X IPS 1, kebanyakan guru memberikan tugas dalam bentuk soal-soal yang ada di LKS, memberikan tugas dalam bentuk merangkum dan juga soal uraian. Hal ini ternyata berdampak pada peserta didik yang mulai mengalami kebosanan dengan rutinitas tugas yang menumpuk dan kurang bervariasi.Â
Peserta didik menjadi bosan dalam pembelajaran sejarah ditambah dengan kurangnya minat belajar siswa dalam pembelajaran sejarah yang menganggap bahwa pembelajaran sejarah adalah pembelajaran yang banyak mengingat dan menghafal.Â
Oleh sebab itu, perlu dilakukan dengan melakukan inovasi dalam pemberian tugas, misalnya dengan pemberian tugas sejarah dalam bentuk infografis. Dengan melakukan inovasi dalam pemberian tugas diharapkan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sejarah secara daring
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Krembung, siswa  menganggap bahwa mata pelajaran sejarah adalah suatu pelajaran yang sangat tidak menarik dan tidak penting, sehingga membuat siswa cenderung bersikap pasif terhadap mata pelajaran ini.Â
Hal ini ditambah dengan pandemi Covid-19 yang memaksa mereka harus belajar mandiri dan juga beban tugas yang banyak dari guru dengan tugas yang relatif sama yaitu menjawabbeberapa pertanyaan yang harus diselesaikan pada hari itu juga membuat siswa menjadi malas untuk mengerjakan penggunaan dan sering telat dalam pengumpulan tugas.Â
Kecenderungan pemberian tugas yang kurang inovatif dan tidak memunculkan kreatifitas peserta didik, mempengaruhi minat belajar siswa yang rendah dibuktikan dengan hasil pekerjaan yang dikumpulkan masing-masing siswa memiliki jawaban yang sama dan terkesan siswa satu sama lain saling menjiplak jawaban siswa yang lainnya.
Melihat permasalahan di atas, maka sudah seharusnya guru mengganti metode penugasan dari yang konvensional menjadi lebih modern sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad 21 dimana Sumber Daya Manusia (SDM) dituntut untuk menguasai beberapa keterampilan, sehingga tidak terkesan pembelajaran sejarah menjadi membosankan dengan rutinitas tugas yang sama. Pemberian tugas agar menyenangkan dan mencakup aspek teknologi dapat terwujud dengan pemberian tugas dalam bentuk infografis.Tugas yang biasanya guru berikan dalam bentuk pertanyaan esai dapat diganti dengan penugasan yang mengasah keterampilan siswa dalam melakukan desain terhadap suatu informasi mengenai materi.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul "Pemanfaatan Penugasan Infografis Untuk Meningkatkan Minat Belajar Sejarah Indonesia Pada Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Krembung Tahun Ajaran 2020/2021".
