Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Link Eat Love Kill: Indra Rasa yang Tak Biasa pada Kombinasi Tragedi dan Komedi

16 Juni 2022   12:14 Diperbarui: 16 Juni 2022   12:40 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Drama genre suspense, biasanya ada dalam drama genre crime & thriller. Namun, sekali ini, Link Eat Love Kill menyajikan gabungan 2 genre yang tak biasa, suspense dan comedy. 

Kisah ini mengambil tempat di sebuah wilayah perumahan yang padat, yang tetangganya relatif mengenal satu dengan yang lain. Selain bertetangga sejak lama, interaksi beberapa orang diantaranya tetap terjaga. Bertetangga sekaligus saling menggunjingkan. 

Ada begitu banyak adegan comedi yang dibarengi dengan tragedi. Seorang chef restoran terkenal memutuskan kembali ke area rumah masa kecilnya demi nostalgia dan membangun restoran di area tersebut yang justru bersebrangan dengan sebuah restoran keluarga. 

Sebuah restoran keluarga dikelola oleh 3 orang yang juga 3 generasi, yaitu nenek, ibu dan anak perempuan mereka. Pengunjung restoran keluarga ini tidak pernah banyak. Yang pernah menyantap makanan di restoran keluarga ini mengeluhkan citarasa makanan yang tak nikmat. Namun, restoran ini bertahan dan tetap ada setelah bertahun-tahun. 

Yang kocak adalah anak perempuan restoran keluarga tersebut justru melamar pekerjaan ke restoran sebrang rumahnya. 

Seorang ibu paruh baya dengan lebam di leher membuka pintu pada 2 orang polisi yang datang setelah mendapatkan pengaduan tetangga pasangan tersebut bahwa terdengar jeritan keras. Si ibu menyangkal telah menerima kekerasan fisik dari suaminya sekalipun bukti mengarah ke kejadian tersebut. Eh, si ibu malah meminta bantuan tetangganya untuk membunuh suaminya karena pernah melihat tetangganya menggotong tubuh seseorang dan memasukkannya ke dalam kulkas. 

Ada seorang pengemis tak terurus yang selalu berkeliaran di jalan tertentu. Selain kencing sembarang, kebiasaan lainnya adalah menempelkan muka di kaca-kaca tempat usaha yang berada di sepanjang jalan tertentu. Pengemis yang 18 tahun sebelumnya adalah seorang guru piano dengan banyak murid. Namun, atas laporan anaknya (18 tahun lalu), justru ditangkap polisi atas dugaan pembunuhan. 

Seorang pria berjuang masuk kepolisian demi berdamai dengan mantan kekasih yang menjadi senior dan partnernya patroli. Adegan lucu muncul ketika seluruh anggota polisi sedang menyantap makan malam dan tanpa sengaja pria ini menyeka saos dari bibir mantan kekasihnya. Hahahaha... Apa ga pengen ditonjok sama yang laen? 

Karena khawatir akan kehujanan, Gye Hoo membawakan payung untuk Da Hyun yang sedang menunggu hujan reda di sebuah teras. Payung berwarna oranye yang dibawa Gye Hoo rusak pada kawat bagian dalam payung. Sehingga, Gye Hoo dan Da Hyun berjalan di bawah hujan hanya mengenakan satu payung. Kejadiannya sama persis ketika Gye Hoo menjemput adiknya, Gye Young, dari sekolah. Payung yang rusak dan berjalan di bawah hujan hanya dengan satu payung. 

Nenek, ibu dan anak mempertimbangkan untuk menyerahkan diri ke polisi karena telah melakukan pembunuhan. Yang terjadi, si anak melihat ibunya sedang menjelaskan sesuatu pada petugas polisi mengapa neneknya datang ke kantor polisi. Ternyata, nenek, ibu dan anak mendatangi kantor polisi di suatu malam di hari yang sama dengan jarak waktu tak berjauhan. 

Seseorang siuman dari pingsannya. Berjuang melepaskan diri dari selimut tebal yang membungkusnya. Ketika menyebrang jalan kecil hendak menuju tempat yang lebih aman, justru tertabrak oleh mobil yang melintas. Seseorang yang dikira telah mati, ternyata masih hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun