Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Hidup Tidak Lagi Berwarna

15 Januari 2022   23:30 Diperbarui: 15 Januari 2022   23:31 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa yang terjadi?
Apa yang terjadi ketika hidup tidak lagi berwarna?

Apakah warna sudah memudar?
Atau, sudah mulai luruh?
Ataukah, segala sesuatu sudah berhenti mengeluarkan warna?

Gelap yang mengiring malam hingga subuh dengan pekatnya hitam memiliki warna.
Badai, hujan dan gelombang datang bersama warna.
Bahkan, kelabupun adalah warna.
Semua yang bisa disentuh dan dilihat, datang bersama warna dan citarasa.
Mungkinkah hidup berjalan tanpa warna?

Apa yang terjadi?
Apa yang terjadi ketika hidup tidak lagi berwarna?

Apakah warna sudah memudar?
Atau, sudah mulai luruh?
Ataukah, segala sesuatu sudah berhenti mengeluarkan warna?

Pada langit, yang terus menerus mencurahkan tetes hujan...
Pada awan, yang sesekali resah dengan suram...
Pada samudra, yang mengantarkan ombak ke pantai...
Pada cakrawala, yang memendarkan merah muda, ungu muda dan oranye ke langit...

Pada kesulitan, yang datang...
Pada pergumulan, yang nyaris tak berhenti...
Pada kesulitan, penuh warna pastel, kesal, sendu dan kelu...
Pada kesedihan, yang tak ada ujung.
Pada warna-warni dunia
.
***
Catatan dari kotaku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun