Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Interpreter dan Penterjemah Drama dan Film, Orang-orang Pertama yang Menikmati Karya-karya Layar Kaca

11 Desember 2021   16:45 Diperbarui: 11 Desember 2021   16:50 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kemaren, aku baru menyelesaikan episode terakhir Adult Trainee. Setelah kisah selesai, menariknya, penterjemah menuliskan pesan yang didapatkan setelah menonton Adult Trainee. Harus diakui, tidak banyak yang menuliskan pendapat pribadi pada subtitle (sulih-bahasa) dalam bahasa manapun. 

Lalu, ketika di detik-detik terakhir credit titles muncul tulisan "Info. Aku juga terjemahin IDOL: The Coup dan School 2021". Segera saja, beta menuju School 2021 dan IDOL: The Coup. 

Ketawa ngakak waktu muncul tulisan "Ternyata ada juga, ya, orang yang nonton ending credit."  Ini, orang yang menterjemahkan, kewren juga selera humornya. Hehehe.. 

Ketika tulisan ini dibuat, School 2021 sudah berada di episode 6 dan aku sudah nonton sampe episode 4. Sedangkan Idol: the Coup sudah di episode 10 dari 16 episode secara keseluruhan. Artinya, aku harus segera menonton supaya bisa menikmati terjemahan kewrennya.

Interpreter dan Penterjemah

Bagi yang penikmat drama baik dorama (drama Jepang), draKor, draChin maupun draThai mengerti bahwa ada drama yang menyertakan credit beginning atau credit ending di setiap episodenya. 

Ada juga yang tidak menyertakan credit tersebut. Credit yang berisi nama-nama kru drama dan atau film yang terlibat dan semuanya di balik layar, yang jika dikumpulkan jumlahnya bisa puluhan bahkan ratusan. 

Merasa tidak ada hubungannya dengan drama dan film, acapkali credit tersebut dilewatkan saja atau malah tidak diperhatikan sama sekali. Untuk apa, ya, kan? 

Namun, sebagai seseorang yang sangat menikmati drama dan film, bagiku menonton credit adalah salah satu bagian dari drama juga. Sekalipun kadang-kadang, huruf yang digunakan tidak melulu menggunakan bahasa Latin.

Keingintahuanku untuk melihat berapa banyak orang yang terlibat pada satu proyek film dan drama, membuatku sabar menunggu hingga credit ending muncul. 

Di sisi lain, penterjemah seringkali muncul di bagian awal drama. Namun, ada juga yang meletakkan namanya di akhir tontonan. Nama-nama mereka jarang setenar artis dan aktor dalam drama atau bahkan judul drama dan atau film yang mereka terjemahkan. Namun, tanpa mereka, bagaimana bisa ada yang namanya penonton budiman?

Subtitles dengan Citarasa Lokal 

Sampai episode ke-4 drama School 2021, aku (sangat) bisa tersenyum renyah sampai terpingkal-pingkal membaca terjemahan yang muncul dan diletakkan di bagian bagian. 

Kata-kata berikut muncul dan bertebaran seperti: kepo, gibah, fotbar (foto bareng), caper, kuy, banget, woy, nyebelin, aja,. Seolah-olah sedang mendengarkan tetangga dekat rumah sedang ngobrol di teras.  Juga frasa seperti: kudu kemaha, ngetrend zaman now. Hasilnya terasa sangat lokal dan ngepop.

Bagaimana bisa terasa sangat lokal? Kesimpulan awal, penterjemah sangat memahami dan mampu menginterpretasi pesan yang disampaikan melalui dialog-dialog antar peran dalam drama. Tak jarang, kalimat yang digunakan sama namun dengan intonasi yang berbeda. 

Artinya, pesan yang disampaikan beda. Kadang-kadang, kalimatnya pendek. Dan, penterjemahkan melakukan terjemahan sesuai dengan konteks, tidak melulu ringkas sesuai dengan kalimat yang (kadangkala) digunakan petutur asli. 

Kesimpulan selanjutnya, tentu saja penterjemah sangat menyukai drama, juga mempelajari kultur petutur asli. Sehingga, penterjemah dan atau penginterpretasi bisa memahami emosi dalam kalimat-kalimat yang muncul.
*** 

Aku sungguh sangat hormat, menghargai dan berterimakasih untuk para penterjemah dan penginterpretasi drama dan film yang menterjemahkannya ke bahasa Indonesia sehingga karya-karya layar kaca bahasa lain bisa dinikmati. Mereka adalah orang-orang pertama yang menikmati karya-karya layar kaca. 

Butuh ketekunan ekstra dan komitmen terus menerus untuk melakukan terjemahan yang sangat baik. Terutama sekali, dibutuhkan renjana level maksimal untuk membuat hasil terjemahan menyentuh hati penonton. (RS)
***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun