Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Nilai-nilai Bajik di Episode-episode Awal Drama "Hometown Cha-Cha-Cha"

2 September 2021   01:31 Diperbarui: 2 September 2021   02:29 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Yoon Hye Jin mendatangi sebuah kampung kecil tepi laut merayakan ulang tahun ibunya sambil mengingat kenangan yang dihabiskannya bersama orangtuanya di sana. Namun, Hye Jin harus kehilangan salah satu pasangan sepatu mahalnya yang dibelinya secara impulsif. Pasangan sepatu tersebut hanyut ke laut dan ditemukan oleh Hong Du Sik, seorang peselancar  yang baru kembali dari laut.

Hometown Cha-Cha-Cha adalah drama ongoing yang mulai tayang 28 Agustus lalu. Drama ini adalah remake dari film Korea Selatan tahun 2004 yang berjudul Mr. Handy, Mr. Hong. 

Drama Hometown Cha-Cha-Cha berkisah tentang kehidupan penduduk yang di pesisir pantai yang kedatangan seorang dokter gigi cantik, Yoon Hye Jin, yang melarikan diri dari Seoul karena konflik dengan seorang dokter gigi lain yang lebih senior. Hye Jin, bertemu (lagi) dengan Du Sik yang kerjanya serabutan dan selalu terlihat sibuk di berbagai sudut desa. :)

Sungguh menyenangkan menyaksikan drama yang berkali-kali menampakkan bentang laut di kejauhan, kehidupan tepi laut dan pemandangan pantai. Laut berwarna hijau kebiruan dengan kapal-kapal nelayan yang melintas adalah pemandangan yang menghangatkan mata. Hmmmm... :)

Ada banyak nilai-nilai bajik yang muncul pada drama ini melalui hal-hal yang sederhana. Hal-hal sederhana dan menghangatkan hati yang muncul dan terlihat di 2 episode awal drama ini antara lain: 

1. Menghargai kerja dan keringat orang lain
Du Sik nyaris terlihat di berbagai tempat di desa tepi laut ini. Menjaga kedai kopi, makelar rumah, memperbaiki saluran air, tukang cat rumah, menolong para lansia, mengantarkan paket. Nyaris semua pekerjaan yang bisa dikerjakan, ada Du Sik di sana. 

Dan setiap pekerjaan, Du Sik meminta bayaran per jam yang nominalnya sama. Tidak pernah lebih! Nominal yang sama ini, jelas tidak menyulitkan orang yang ingin menggunakan jasanya dengan menebak-nebak berapakah bayaran Du Sik. 

Apakah aku cukup percaya diri melakukan seperti yang Du Sik lakukan?

2. Pesta untuk warga senior
Otoritas setempat mengadakan acara kumpul-kumpul bagi warga senior (warga lanjut usia). Warga lain diminta untuk menghadiri sambil mambawa camilan. Para nelayan dan warga lain yang masih belum datang bahkan diminta untuk menghadiri pesta tersebut lewat pembesar suara yang terdengar sampai ke seluruh desa tepi laut. 

Kumpul-kumpul berkala ini tentu saja menjadi hiburan yang sangat menghangatkan hati. Bukan sekedar kumpul-kumpul, namun ada juga acara menari dan bernyanyi bersama.

3. Koin sebagai alat bayar
Du Sik tidak alergi dengan uang koin sebagai alat bayar. Dia melakukan perhitungan sehingga sen terahir. Untuk nominal kecil, Du Sik tidak menambahkan nominalnya menjadi angka bulat yang utuh sehingga transaksi hanya menggunakan uang besar. Du Sik membawa dompet kecil berisi koin supaya bisa membayar atau memberikan kembalian. Pelit? Bukan! Menurutku, Du Sik menggunakan duit koin dengan peruntukan yang tepat guna. Tepat dan berguna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun