Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Punya Tekad, Melangkah: Perjalanan Panjang dari Toba ke Jakarta Menuntut Keadilan (bagian 1)

15 Juni 2021   19:53 Diperbarui: 15 Juni 2021   20:39 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Diperkirakan selama 45 -- 50 hari ke depan, 3 orang penuh tekad, Togu Simorangkir, Irwandi Sirait dan Anita Martha Hutagalung (sapaannya ONI; berasal dari frasa Opung Nita) akan berjalan kaki sejauh sekitar 1.750 km dari Toba ke Jakarta untuk menemui Presiden Joko Widodo. 

TIO (Togu, Irwan dan Oni) hendak menyampaikan keinginan seluruh masyarakat adat agar Presiden Jokowi menutup PT TPL (Toba Pulp Lestari). Permanen! Selamanya! For good! Perusahaan ini sangat meresahkan masyarakat lokal karena apa yang telah perusahaan lakukan terhadap hutan adat. 

TIO didampingi tim PILTIK (Pijat dan Logistik) sebanyak 8 orang. 8 orang menggunakan 2 mobil akan mengiringi perjalanan kaki 3 orang yang direncanakan akan menempuh 40 km per hari. Di setiap kota yang akan menjadi tempat persinggahan, mereka akan mencari penginapan ataupun kediaman keluarga yang bisa didatangi. Jika pun harus menginap di jalan karena tidak menemukan penginapan, tim sudah menyiapkan beberapa tenda untuk keperluan tersebut. 

Sekilas PT Toba Pulp Lestari (TPL) 

PT TPL adalah perusahaan bubur kertas (pulp) dan kertas di wilayah Danau Toba. Letak konsesi PT TPL merupakan wilayah masyarakat adat yang ditempati secara turun temurun selama lebih dari 13 generasi. 

Saat PT TPL membuka lahannya, mereka juga menghancurkan hutan, ladang dan hutan kemenyan yang luas. Saat hutan alam ditebang habis dan diubah menjadi hutan tanaman industri (HTI), tanaman eukaliptus yang rakus air mengeringkan sungai di sekitarnya dan menyebabkan berbagai dampak sosial dan lingkungan negatif. 

AJAK TUTUP TPL 

18 Mei 2021. Masyarakat adat Natumingka mendapatkan tindakan kekerasan dan kriminalisasi. Terdapat 12 warga yang mendapat luka cukup serius akibat dipukul dan dilempari oleh karyawan PT PTL ketika warga menghalang-halangi pihak TPL yang hendak menanam pohon eukaliptus. 

19 Mei 2021. Togu Simorangkir, pegiat dan pemerhati lingkungan, melemparkan wacana kepada teman-temannya untuk membawa perkara ini ke istana. Maka sejak hari itu, mulailah disusun rencana dan persiapan untuk melakukan AJAK (Aksi Jalan Kaki) Tutup TPL. 

Entah kemarahan yang sudah teramat sangat atau tidak ada lagi yang bisa diupayakan lewat jalur diskusi dengan pengambil kebijakan di wilayah Toba yang membuat mereka bertekad jalan kaki menuju ke Jakarta. Jarak yang ditempuh menggunakan mobil selama sekitar 3 hari 2 malam ini akan dijalani selama hampir 2 bulan dan akan melewati sangat banyak kota. 

Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, aku sangat yakin, rombongan ini akan sangat ditunggu-tunggu oleh para kerabat dan handai taulan di sepanjang perjalanan. Terutama sekali jika ikut mengerti dan merasakan apa yang sedang mereka perjuangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun