Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Bagaimana Mungkin Perpisahan Itu Indah?

8 Maret 2021   23:19 Diperbarui: 8 Maret 2021   23:21 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku :
Nostalgia itu manis rasanya,
Seperti lidah gulali yang menempel di lidah kita.
Aroma manisnya memenuhi langit-langit tenggorokan.

Kau :
Tidak semua nostalgia manis.
Berpisah denganmu tidak manis!

Aku :
Dalam perpisahan, ingatan tentang pertemuan akan terus menempel,
Ibarat dua sisi mata uang, tak terpisahkan.
Nostalgia pertemuan kita sangat indah.
Maka, perpisahan pun demikian.

Kau :
Aku tidak mengerti, mengapa kau meninggalkanku.
Jelaskan!
Aku berhak mendapatkan penjelasanmu!

Aku :
Aku mengingat betapa tergila-gilanya aku padamu.
Menunggumu. Menatapmu. Menemanimu.

Kau :
Kau sedang memarahiku sekarang?

Aku :
Aku sedang mengingat betapa berbunga-bunganya hatiku.
Hariku dipenuhi dengan senyummu.
Semangatku mewarnai hari-harimu.

Kau :
Apakah perasaan itu masih ada? Untukku?
Setidaknya, masihkah tersisa? Untukku?

Aku :
Entahlah. Perlukah aku memastikannya?
Tidakkah keadaan ini lebih baik untuk kita berdua?
Tidakkah kau merasa bahwa apa yang kita jalani saat ini adalah yang terbaik?

Kau :
Bagaimana mungkin perpisahan itu indah?
Terimalah aku kembali.

Aku :
Lalu segalanya mulai dari awal lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun