Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Hati Remaja: Tidak Meremehkan Kemampuan Mereka

28 Agustus 2020   23:46 Diperbarui: 28 Agustus 2020   23:52 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa waktu yang lalu, aku terlibat diskusi dengan para siswa untuk pertanyaan: Bagaimana sikap dan tingkah laku saya terhadap diri sendiri? Bagaimana cara saya memperlakukan diri sendiri terhadap keadaan tertentu?

Hasilnya sangat menarik. Para remaja ini mencoba membahasakan perasaan mereka lewat kata-kata sambil belajar mengenali pemikiran sendiri atas perasaan yang dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman kanak-kanak yang telah para remaja ini lalui.

Maka aku mendapatkan kesimpulan awal. Berikut ini beberapa catatan rangkuman sederhana menyimpulkan jawaban remaja ini tentang pertanyaan tersebut:

1. Penerimaan Diri

Ketika para remaja ini sedang dalam masa pertumbuhan, banyak yang tidak dilatih menerima pujian. Atau, dilatih bagaimana cara menerima cinta dari orang di sekitarnya dengan baik. Sehingga dalam banyak keadaan mereka tidak tahu bagaimana bersikap diantara pujian.

Tanpa penerimaan dari orangtua, remaja ini tidak tahu bagaimana menerima diri sendiri. Hal yang menyedihkan lain, remaja ini mengalami kesulitan mempercayai, baik pada orang lain maupun pada diri sendiri.

2. Mengenali perasaan diri

Sebagian besar mengaku bahwa mereka kesulitan untuk memahami perasaan yang lain. Bisa saja karena kebanyakan dari remaja tidak dilatih untuk mengenali perasaan sendiri. Akibatnya, banyak kali anak-anak ini merespon teman-temannya dengan melakukan hal-hal buruk.

3. Mengungkapkan perasaan

Sebagian besar pribadi dewasa masih kesulitan mengungkapkan perasaan mereka dengan baik, entah marah, bahagia, kecewa, sedih, terluka, kesal dan banyak jenis emosi lain. Anak-anak yang jarang mendengarkan orangtuanya berbicara mengenai emosi mereka sendiri kepada anak-anak mereka berakhir dengan ketidaktahuan remaja ini bagaimana menceritakan apa yang remaja ini rasakan mengenai sebuah peristiwa.

4. Siapa teladan mereka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun