Hari ini gerah sekali. Udara lembab yang menggantung ini sudah terasa sejak pagi. Mandi lagi setelah jam 10 pagi pun tidak menolong banyak. Justru memicu kucuran keringat lebih banyak.
Aku duduk dalam diam. Siap-siap mengerjakan daftar tugas yang harus kukerjakan sepanjang hari ini. Daftar yang telah kususun semalam, ketika tanpa sengaja aku membaca postingan status Satria. Tentang kakaknya, Ibeth, yang adalah karibku selama hampir 3 dekade...
Satria tinggal di wilayah yang memiliki zona waktu yang sangat berbeda sehingga dia bisa mengucapkan selamat ulang tahun lebih dulu pada kakaknya. Sedangkan aku, aku harus menunggu setidaknya 2 jam lagi untuk mengucapkan selamat ulang paling dulu diantara yang lain, saat jarum jam menunjukkan 00:01...
Benar! Hari ini ulang tahun Ibeth!
Aku menatap ke luar melalui jendela dan menyaksikan langit yang mulai kelabu lalu terang pun meredup. Aku kesulitan membaca catatanku terutama dengan kacamata plus 1.25 ini dalam keremangan kamar.
"Kau harus terus merawat matamu, Nin... Sering-sering makan wortel mentah. Atau, minum jus wortel kalau kau tak mau dikira kelinci. Sesekali pesanlah jus wortel. Jangan cappuccino melulu minummu. Aku cuma mengingatkan. Karena hidupmu adalah membaca. Tanpa membaca, entah bagaimana hidupmu." Sayup suara Ibeth mengingatkan. Aku tersenyum samar ketika kenangan tentang percakapan ini datang.
Aku bergerak ke sudut kamar untuk menyalakan lampu. Menuju kembali ke catatanku, aku melihat kelabu yang hampir menutup langit bergerak turun, jarak pandang pun memendek.
***
"Kau ga berencana mengucapkan ulang tahun padaku, Nina?" Ibeth menanyaiku langsung, begitu aku menekan tanda berwarna hijau di telepon selularku. Tanpa "Halo". Tanpa "Selamat Siang". Tidak ada basa-basi! Juga tidak menanyakan kabar atau memastikan apakah bekal makan siangku sudah kuhabiskan.
"Nina?" pekik Ibeth. Aku menahan nafas.
"Kau tidur?" Berturut-turut Ibeth menanyaiku.