Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Senja di Perairan Muntok

11 Maret 2019   22:00 Diperbarui: 11 Maret 2019   22:13 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mercusuar

Light-house (n): a tower or other building that contains a strong light to warn and guide ships near the coast

Ini adalah potret salah satu bagian pantai Muntok, pulau Bangka. Dari kejauhan tampak Mercusuar.

Sebelum adanya pemekaran provinsi di beberapa wilayah di Indonesia, Bangka merupakan bagian dari Sumatera Selatan dengan ibukota Palembang. Setelah pemekaran, Bangka dan Belitung, dua pulau yang memikat dan merupakan tujuan wisata, berdiri sendiri menjadi sebuah provinsi yaitu provinsi Bangka Belitung dengan ibukota provinsi Pangkal Pinang.

Dibutuhkan 3 jam perjalanan menggunakan ferry, jika kita melakukan perjalanan dari pelabuhan Tanjung Siapi-api, Palembang menuju pelabuhan Muntok, pulau Bangka. Tambahkan aktivitas ferry memutar untuk meninggalkan pelabuhan, menunggu ferry lain meninggalkan pelabuhan tujuan, maka total waktu yang dibutuhkan dari Palembang - Bangka adalah 5 jam. Berangkat dari Tanjung Siapi-api pukul 12:00 siang. Tiba di Muntok pukul 5:00 sore. Hanya sedikit waktu lagi menyaksikan senja turun, maka aku meninggalkan pelabuhan menuju tempat penduduk lokal menikmati sore.

Hanya membutuhkan waktu 5 menit berjalan kaki, aku telah tiba di pantai. Patokanku adalah mendekati bangunan mercusuar yang terletak di tepi pantai. Bersama dengan karib dan warga sekitar, aku menikmati pemandangan ferry dan jetfoil terakhir meninggalkan pelabuhan menuju Palembang. Sebagian dari kami melambaikan tangan sambil mengucapkan salam perpisahan.

Hari sudah petang. Dan, pagar masuk untuk mendekati bangunan mercusuar sudah tutup. Maka aku memutuskan mengunjungi mercusuar dalam perjalanan kembaliku ke Palembang beberapa hari kemudian.

Ongkos memasuki bangunan mercusuar dikenakan 5000 rupiah. Pencahayaan di dalam mercusuar temaram. Lampunya jarang-jarang. Ketika menaiki bagian dalam mercusuar dengan arah memutar, di beberapa dindingnya kita bisa melihat kaca dengan arah pandang menuju laut. Beberapa bagian tangganya ada yang tidak utuh lagi.

Mercusuar peninggalan Belanda ini setinggi sekitar 18 meter. Dari ketinggian yang bisa membuat kaki gemetar dan jantung berdetak lebih cepat dan kuat ini, kita bisa melihat laut di kejauhan. Sedemikian jauh sehingga kita seperti melihat garis horizontal yang sangat panjang di ujung sana.

Dari atas pun, aku bisa melihat bangkai kapal. Bangkai kapal tersebut bahkan seperti berfungsi atau difungsikan sebagai pemecah ombak.

Oia, balik lagi ke potret cantik ini.
Ketika meninggalkan pantai kota Muntok, cahaya matahari sudah mulai meneduh. Jingga yang menemani matahari senja mulai memenuhi langit sore. Makin turun bola besar itu, makin menyebarlah jingga penuhi langit.

Selalu terpikat pada pemandangan ini. Tidak akan pernah terganti.. Selalu ada dalam hati, sampai kapanpun.

Catatan dari kotaku, 6 Juni 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun