Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Londa, Lokasi Rumah Duka dan Pekuburan Alam

1 Desember 2018   23:01 Diperbarui: 2 Desember 2018   21:15 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena kedatanganku sudah terlambat 1 hari dari yang kurencanakan sebelumnya, maka ketika berada di Toraja, rencana awalku hanya akan mengunjungi Buntu Burake di Makale. 

Sesudah itu, aku merencanakan akan menikmati suasana malam di sekitar penginapan kami, yang ternyata tidak begitu jauh dari pertokoan sibuk, pusat penganan tradisional dan oleh-oleh murah meriah yang banyak pilihan. 

Tidak ada rencana sedikitpun akan mengunjungi Londa. Namun, supir kendaraan yang kami sewa terus mengatakan "Tanpa ke Londa, sama saja tidak mengunjungi Toraja", "Semua tentang Toraja terangkum di Londa". Hingga, kalimat yang terujar, "Ongkosnya tidak usah ditambahkan banyak, ibu. Tambahkan seratus ribu saja." Aku berpandang-pandangan dengan temanku. Sepakat. Kamipun ke Londa..

Londa berada di wilayah perbukitan. Menuju ke Londa dari jalan besar, kita akan melalui jalanan menanjak dan berkelok. Sekalipun kelokannya tidak sebanyak perjalanan dari Palopo ke Rantepao, namun kelokan tersebut menimbulkan rasa mencekam karena derajat ketinggian jalan menuju Londa berkisar 20 sampai 40 derajat.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Setelah sekitar 10 menit, tibalah kami di Londa. Gerbangnya sederhana berbuat dari pohon yang membentuk dua buah jalan untuk kendaraan, baik yang masuk maupun yang keluar. Loket karcis berada di bagian kanan gerbang. Harga karcis, 15ribu rupiah per orang. 

Di atas gerbang, terdapat dua buah rumah Tongkonan mini. Di bagian atas kiri dan kanan gerbang, terdapat bagian atap dari rumah Tongkonan. Areal parkir, tidak jauh dari gerbang, baik parkir motor maupun mobil.

Sekitar 20 meter dari pintu gerbang, di sebelah kanan, akan ada anak tangga yang menuju Londa, kuburan alam yang terbentuk dari batuan kapur. Sebelum anak tangga menuju Londa tersebut, masih di sebelah kanan, akan terlihat anak tangga menuju bangunan gereja.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Sebelum ke gua kapur yang dijadikan kuburan tersebut, kami diajak menuju barisan bangunan sederhana di sebelah kiri. Sebagian bangunan tersebut digunakan sebagai toko sederhana yang menjual beragam oleh-oleh, mulai dari patung, kain, juga penganan lokal. 

Ternyata, ada bagian yang tidak dibangun apa pun, yang menyisakan ruang sepanjang 3 meter, yang sejajar dengan bangunan tersebut. Dari tempat tersebut kami bisa menyaksikan lapangan sangat luas dengan latar belakang bangunan-bangunan beratap dan perbukitan nun di kejauhan.

Bangunan beratap tersebut adalah rumah duka. Jenazah akan disemayamkan di salah satu bangunan tersebut. Keluarga inti akan menempati bangunan yang paling besar, sedangkan kerabat dan tamu akan menempati bangunan lain. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Siang dan malam seolah tidak bergeser dari tempat tersebut jika ada kedukaan. Akan selalu ada aktivitas di salah satu bangunan tersebut, baik berbincang maupun bermain kartu.
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Beberapa pria yang sedang bersantai di tempat tersebut memberikan kami tempat duduk. Pak Olan, pengemudi kendaraan yang kami sewa, memiliki hubungan baik dengan mereka. 

Pak Olan tampak santai berada diantara mereka sambil menanyakan keluarga siapa yang baru selesai mengadakan acara di tempat tersebut. Ketika mereka berbincang, kami sempat mendengar beberapa informasi dan berkesempatan juga menanyakan beberapa hal. 

Menurut mereka, kedatangan kami terlambat 2 hari. Jika saja datang dua hari sebelumnya, kami akan menyaksikan upacara adat penguburan salah satu keluarga terpandang setempat.

Tedong bonga (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Tedong bonga (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Di sisi kanan lapangan tersebut, di dalam sebuah kandang, ada seekor kerbau sedang memamah biak. Tedong bonga. Kerbau yang akan digunakan dalam acara adat penguburan orang Toraja.

Kerbau bule ini harganya sangat mahal. Bisa sampai ratusan juta rupiah. Salah seorang bapak menyarankan kami untuk tetap di Toraja sampai seminggu mendatang karena tedong bonga tersebut disiapkan untuk acara adat penguburan seseorang yang meninggal beberapa hari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun