Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bagaimana Mengatasi Pimpinan yang "Too Much Talking"?

13 Maret 2021   13:04 Diperbarui: 13 Maret 2021   13:34 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin dari pembaca pernah punya pengalaman di mana pimpinan kita langsung memiliki sifat suka sekali ngomong dalam bahasa Inggris "too much talking", apalagi kalau pimpinan kita dalam suatu kegiatan atau event.. bisa-bisa bicaranya panjang diluar waktu agenda yang di tentukan sehingga momentum kegiatan menjadi hilang rasa.

Jika pengalaman tersebut hadir dihidup karir Anda, maka penting sekali Anda mengenal akar masalah dari seseorang apalagi pimpinan kita yang too much talking.

Peneliti Debora G. Menyatakan dalam artikelnya , seseorang yang memiliki karakter too much talking bisa disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Faktor pertama: karena seseorang tahu banyak sehingga ketika berbicara bisa saja menjadi banyak sekali yang dibicarakan

2. Faktor gugup: seseorang ketika gugup bisa berbicara menjadi sangat panjang dan tidak terfokus dan bahkan bisa mengulang ulang pembicaraan 

3. Faktor karena habit: bicara banyak dan panjang memang habit.

Dan faktor lainnya yang tidak disebut disini 

Lalu bagaimana mengatasinya? Jika seseorang tersebut adalah pimpinan kita, maka yang harus dilakukan adalah :

1. Buatkan talking point untuk membatasi apa yah harus disampaikan dan apa yang harus disampaikan;

2. Briefing sebelum event: info secara jelas ini event apa, siapa audiensinya, berapa lama bicara dan apa yang harus dibicarakan;

3. Jadilah time keeper: berada didepan pimpinan ketika berbicara dan memberikan tanda bahwa waktu habis menjadi penting agar membatasi yang namanya too much talking;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun