Mohon tunggu...
Inovasi

Tantangan Jurnalisme dalam Era Masa Kini

28 September 2017   09:47 Diperbarui: 28 September 2017   09:58 3153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Jurnalisme. Tentu saja kita sudah tidak asing lagi dengan kata tersebut. Jurnalisme sesungguhnya merupakan alat kita untuk memuaskan kebutuhan manusia akan informasi yang terjadi di sekitarnya.

Pada awalnya, manusia sungguh memercayai segala informasi yang mereka dapatkan baik dari koran, radio, maupun televisi. Oleh karena itu, lahirlah teori jarum suntik, yakni audiencepada saat itu dianggap sangat pasrah dan pasif dalam menerima pesan yang "disuntikkan"  oleh media massa pada saat itu.

Menurut Paul Bradshaw, salah seorang publisherdari City University London menjelaskan bahwa berita pada saat era jurnalisme 1.0 dihasilkan dalam tiga proses, yakni news gatheringatau proses mencarian informasi, lalu news production  atau proses produksi berita, dan terakhir ada news distribution atau persebaran berita. . Informasi yang didapatkan cenderung lebih dalam karena ada proses verifikasi dan gate keeping. Seluruh proses ini dilakukan oleh pekerja media seperti reporter, kameramen, editor, dan disebarkan melalui media massa seperti koran, radio, dan televisi. Audiencepada saat itu hanya dapat menikmati saja informasi apa yang diberitakan melalui media massa tersebut. Kemudian timbul pertanyaan saat itu, bagaimana keadaan jurnalisme di era mendatang ? 

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, akhirnya pertanyaan tersebut mulai terjawab. Kini, proses jurnalisme sudah sampai pada era jurnalisme 2.0.  Pada era ini, konsumen yang semula hanya audienceatau penikmat saja, kini sudah berubah menjadi useratau pengguna yang bisa ikut serta secara aktif dalam proses penyebaran informasi. Bahkan, kini hadir juga istilah citizen journalism atau jurnalisme warga. Setiap orang bisa melaporkan secara langsung kejadian terkini yang terjadi di sekitar mereka ke media baru seperti Website, Twitter, Blog, Youtube, Facebook, Instagram, dan sebagainya. Peran yang lebih aktif ini menjadikan para pengguna sebagai pengawas atau watchdogdalam persebaran informasi yang terjadi melalui kolom komentar maupun fitur interaktif lain yang dipunyai oleh suatu media baru tersebut.

Hal ini tentu saja menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan, dan menjadi tantangan tersendiri. Pertama, kredibilitas. Proses penghasilan berita yang dalam era jurnalisme 1.0 diilaksanakan secara runtut dan mendalam oleh jurnalis profesional, dalam era jurnalisme 2.0 dilakukan secara bersamaan dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Bukan berarti berita yang disajikan dalam era 2.0 tidak baik. Namun, bisa saja karena lebih mementingkan kecepatan berita yang dihasilkan tidak terverifikasi kebenarannya.

Kemudian, perhatian orang terhadap sebuah berita. Orang-orang yang tadinya hanya bisa menikmati berita yang sudah disediakan oleh media massa, kini bisa dengan bebas memilih sendiri jenis informasi semacam apa yang diinginkan. Bisa jadi, berita-berita yang dikonsumsi adalah berita yang kurang penting seperti kehidupan nyata seorang public figure.Penting atau tidaknya sebuah informasi kini ditentukan sendiri oleh para pengguna, bukan oleh media. Media massa seakan-akan mulai kehilangan "kekuasaan"nya untuk mengatur skala kepentingan sebuah informasi.

Selanjutnya, proses pengawasan atau controlling. Hal ini tentu saja menjadi lebih sulit untuk dilakukan, karena tidak ada lagi "editor" bagi setiap produk jurnalistik yang dihasilkan oleh para pengguna, sehingga resiko hoaxmenjadi lebih tinggi. 

Sumber :The Future of Journalism oleh Paul Bradshaw.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun