Mohon tunggu...
Nesosmedia
Nesosmedia Mohon Tunggu... Penulis - Ruang Bumi Nusantara

Media ini sebagai wadah menampung dan menyambung ide dan gagasan tentang isi dari bumi Indonesia 🇮🇩.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Virus Corona Trending Topic, Negara Jangan Terlalu Panik

20 Maret 2020   23:35 Diperbarui: 20 Maret 2020   23:50 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski senjata biologi tersebut belum bisa untuk dibuktikan, namun beberapa saat ini sudah ditemukan obat penawarnya, salahsatunya negara Kuba dan China salahsatunya yang dirilis dimedia tempo.com.

Dalam hal ini adanya teori konspirasi yang berusaha menjelaskan soal-soal peristiwa ekonomi politik dunia yang terjadi saat ini. Virus ini tentunya memiliki kaitannya yang sangat erat dengan negara kapitalis maju, kalaupun sudut pandang kita menganilsisnya dari ekonomi politik maka kita akan bisa menganalisis ada kepentingan apa dibalik virus corona dan siapa yang bertarung.

Bahkan berdasarkan catatan ILO (Organisasi Buruh Internasional) mengatakan wabah virus Corona melanda diseluruh dunia akan memicu krisis ekonomi global yang dapat menghancurkan 25 juta pekerjaan. Jika pemerintah tidak bertindak cepat maka jutaan buruh akan hilang pekerjaannya.

Hampir 25 juta pekerjaan bisa akan berbuah pengangguran besar-besaran. Sbuah penilaian awal tentang dampak COVID-19 pada dunia kerja global mengatakan efeknya akan berjangkauan luas, mendorong jutaan orang ke dalam pengangguran, setengah pengangguran dan kemiskinan pekerjaan, dan mengusulkan langkah-langkah untuk respon yang menentukan, terkoordinasi dan segera tanggap.

Kemiskinan kerja juga diperkirakan akan meningkat secara signifikan, karena tekanan pada pendapatan yang dihasilkan dari penurunan kegiatan ekonomi akan menghancurkan pekerja yang mendekati atau di bawah garis kemiskinan". ILO memperkirakan bahwa antara 8,8 dan 35 juta orang tambahan akan berada dalam kemiskinan di seluruh dunia, dibandingkan dengan perkiraan awal tahun 2020 (yang memproyeksikan penurunan 14 juta di seluruh dunia).
(Sumber data : ILO ; Internasional Labour Organization ).

Pemerintah Terlalu Abai Tangani Masalah Kesehatan
Di Indonesia sebenarnya darurat masalah kesehatan yang tidak sigap pemerintah menangani hingga menyelesaikan. Jauh sebelum corona menjadi tranding topic, berdasarkan data per 15 Maret 2020 terdapat 25.693 kasus DBD ( Demam Berdarah Dengue) di Indonesia.

Dari jumlah tersebut setidaknya telah mengakibatkan 164 kematian. Jumlah kematian tertinggi ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kehilangan 39 jiwa dari 3.407 kasus. (sumber data : databoks.katadata.co.id)

Sekian banyak korban yang berjatuhan tersebut tidak juga menjadi sorotan oleh pemerintah pusat dalam hal ini kategori darurat kesehatan dan mengambil langkah untuk pencegahan, pemulihan hingga perawatan masyarakat.

Sejauh Mana Pemerintah Berseriyus Menangani Masalah Virus Corona
Pemerintah kita tidak gesit dalam menyikapi masalah ini, mulai dari antisipasi, pencegahan hingga pemulihan. Antisipasi yang dimaksud bukan sekedar surat edarab pemberitahuan melainkan surat aturan yang lebih mengikat, soal pencegahan misalnya menyediakan langkah strategis gejala corona langsung sigap dibawakan ke rumah sakit segera diisolasi diruangan khusus, membagikan masker secara gratis mulai dari sekarang, membuka posko, membuka data seberapa banyak korban dan penderita corona sejauh ini yang dikalkulasikan tiap-tiap daerah, dan memastikan di daerah Indonesia mana titik-titik rawan virus yang sudah mulai tersebar.

Bahkan harusnya bisa menyediakan alat khusus mendeteksi korban yang benar-benar sudah terjangkit oleh virus tersebut. Atau misalkan sudah untuk memikirkan bagaimana untuk mendistribusikan makanan. Persoalan ini harus dilakukan dari tingkat nasional hingga kelapisan daerah terpencil sekalipun.

Misalkan kabar yang menyatakan Paus Fransiskus terkena virus corona ternyata tidak benar atau hoaks. (sumber: Kompas TV). Bahkan misalkan beredar kabar yang menyebutkan bahwa Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi terpapar virus corona yang kemudian langsung ditegaskan langsung oleh Wagub tidak membenarkan atau hoax. ( sumber : Detik.com). Atau yang lebih parahnya Polda Kaltim menangkap dua penyebar hoax terkait virus Corona di Balikpapan pada Selasa (4 Februari 2020). (Sumber :Kompas.com)  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun