Negeri kecilku, indah..
Negeri kecilku, bercahaya..
Dengan rasaku, aku melihatnya!
Kini semuanya berubah karena ulah raksasa yang rabun mata dan hatinya..
Jiwa rakyatnya subur terpupuk..
Raga rakyatnya tumbuh dan berkembang..
Tapi kini, negeri itu sudah rusak!
Hancur, hancur lebur..!!
Mata dan telingaku ini saksinya..
Aku melihat, raga kurus tak terurus..
Aku mendengar, tangisan pelosok yang haus..
Aku melihatnya!, aku mendengarnya!
Demi hidup, mereka melawan badai..
Tapi itu tidak sepantasnya di alami..
Harusnya, saudaraku menari sambil tersenyum lebar,
Berlari melewati jembatan kehidupan..
Berenang di pulau yang berpenghasilan..Â
Biarkan saja ikan dan karang menjadi topangaku..
Pepohonan dan pantai menjadi peneduhku..
Lantas, kau mau apa denganku?
Mau menjahit mulutku?
Mau mengikat kaki dan tangaku?
Mau merusak mata dan telingaku?
Hei.. !!!, Aku tidak sendiri..
Hati, pikiran dan kawan juangku masih ada dan terus ada!
"Jika diam menghadirkan perubahan, maka berdiamlah!
Tetapi, jika diam tak menghasilkan perubahan,
maka berpikir dan bergeraklah!".
Oleh : S. Asun RatulelaÂ
Mahasiswa Lembata JakartaÂ