Mohon tunggu...
Anava Nesia Santoso
Anava Nesia Santoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dana Pendidikan Tinggi Indonesia dan Singapura: Apa Perbedaannya?

16 Januari 2023   16:59 Diperbarui: 16 Januari 2023   19:47 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Pada tahun 2021, melalui program merdeka belajar tentang transformasi dana pemerintah untuk perguruan tinggi, Kemendikbud telah menaikkan anggaran sampai dengan 70% dengan nominal Rp2,90 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp4,95 triliun pada tahun 2021 kepada PTN dan PTS, namun dengan komponen terbesarnya berdasarkan kinerja dan program yang berbasis proposal. Sumber dana PT memiliki pengaruh terhadap kualitas PT tersebut, tetapi sumber pendanaan yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat berpengaruh lebih besar terhadap peningkatan kualitas PT jika dibandingkan dengan sumber dana dari bantuan dan kerjasama. Pada tahun 1980-an mahasiswa di Indonesia mendapatkan dukungan dari pemerintah berupa pinjaman mahasiswa atau disebut dengan Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI) bagi kelompok-kelompok yang kurang beruntung, namun setelah beberapa tahun tingkat gagal bayar mencapai hingga 95 persen dan hal tersebut mulai membebani sumber daya pemerintah secara berlebihan lalu pada akhirnya dibatalkan. Kegagalan tersebut sebagian besar disebabkan oleh moral hazard peminjam, sistem administrasi yang buruk, dan kurangnya dukungan politik untuk penerapan standar pengumpulan yang lebih efektif. Hal tersebut bisa menjadi sebuah alasan mengapa akhirnya di masa saat ini pemerintah mengurangi dukungan secara finansial bagi mahasiswa.
Hasil pemeringkatan negara dengan pendidikan terbaik tahunan lalu dilakukan oleh US News and World Report, BAV Group, dan Wharton School of the University of Pennsylvania, kegiatan dan penilaian yang dilakukan adalah dengan mensurvei ribuan orang di 78 negara, kemudian memeringkat negara-negara tersebut berdasarkan tanggapan survei tersebut. Negara Indonesia mendapatkan peringkat ke-54 yang artinya masih tertinggal dengan negara - negara asia lainnya, salah satunya adalah negara tetangga yaitu singapura yang berada di peringkat ke-21.  Singapura memiliki total 8 universitas negeri dan 19 universitas swasta, sedangkan di Indonesia memiliki 3.792 perguruan tinggi swasta dan 183 perguruan tinggi negeri. Sistem pendidikan tinggi di Singapura dipersiapkan sematang mungkin agar menciptakan mahasiswa yang benar-benar siap akan dunia perkuliahan. Perihal demikian terjalin sebab saat sebelum merambah perkuliahan, Singapura membuat sistem dengan membagi 2 kelompok dikala dibangku sekolah menengah, ialah GCE N (wajar) serta GCE O (ordinary). Tujuan dari jenjang ini merupakan mempersiapkan siswa untuk masuk ke dunia universitas, kemudian ke pembelajaran tingkatan tersier.
Tidak hanya itu, pemerintah Singapura sediakan 75% dana subsidi operasional serta mendesak lebih banyak kontribusi ataupun dorongan dari zona swasta untuk menolong institusi pembelajaran. Sebaliknya Indonesia hanya 20% dengan jumlah universitas yang jauh berbeda. Besarnya subsidi tersebut membuat bayaran kuliah di akademi Singapura lebih rendah dibanding Indonesia serta sarana yang didapat jauh lebih banyak. Dari data yang dikumpulkan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dilaporkan bahwa terdapat 50% mahasiswa yang tidak mampu membayar SPP (Sumbangan Biaya Pendidikan) kuliah selama masa pandemi (Nurhidayat, 2020). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2022 adalah 26,16 juta jiwa (9,54%). Sedangkan di Singapura jumlah masyarakat miskin hanya 380 ribu jiwa. Permasalah lainnya di Indonesia adalah pengembangan sarana lembaga pendidikan. Dengan demikian, tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis kemudian membandingkan dari berbagai aspek bagaimana sistem dukungan yang diberikan untuk pendidikan tinggi di  negara Singapura dan Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis kami, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Tinggi swasta maupun negeri di Singapura dan Indonesia jelas memiliki perbedaan dari berbagai aspek seperti umber pendanaan, sistem pendidikan, jumlah, serta permasalahan yang ada. Tentu saja dari berbagai perbedaan tersebut hasil akhirnya akan berpengaruh pada kualitas SDM yang dihasilkan. Sumber pendanaan yang ada untuk Pendidikan Tinggi di Singapura bisa disimpulkan memberikan pengaruh positif pada kualitas mahasiswa nantinya dan hal tersebut didukung oleh sistem pendidikan sebelum ke tingkat lebih tinggi yang begitu memadai, sedangkan di Indonesia, menjamurnya universitas menjadikan persiapan calon mahasiswa menuju ke Pendidikan Tinggi menjadi belum siap, sehingga pendanaan yang ada masih belum maksimal terserap.

Jadi menurut Anda, mana yang lebih baik?

Ditulis oleh: Anava Nesia Santoso - Renato Franklin - Penta Parafina


Dosen Pembimbing: Martdian Ratna Sari, S.E., M.Sc., CCFA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun