"Assalamualaikum mbak, saya dari redaksi Wanita Indonesia mohon ijin, bolehkah saya menjadikan mbak sebagai artikel di Tabloit Wanita Indonesia dalam rubrik ibu dan anak. Temanya tentang Happy mom di era digital."
Itulah penggalan kalimat yang masuk dalam kotak messageku. Kubaca sekali lagi sambil kucek-kucek mata. Beneran nggak ya? Salah pilih orang nggak ya? Waduhhhh, norak dan narsisku mendadak kumat.
"Jika mbak nggak keberatan, saya akan mewawancara terkait dengan kegiatan mbak yang suka menulis kisah inspiratif tentang mendidik dan tumbuh kembang anak di blog bersama Kompasiana."
Waduh! Wawancara? Bagai akan menghadapi ujian, aku mendadak panik. Dengan spotan kukatakan kepadanya, pertanyaannya jangan susah-susah ya mbak hahaha. Aku ini hanya emak-emak iseng yang mendokumentasikan kisah seharian tentang anak-anaknya. Mbak Dewi (anggap saja begitu namanya) tertawa geli ketika mendengar jawabanku. Dia bilang, dia suka keekspresifan dan kenaturalanku. Dia berkata, bahwa dia sering mengamati dan membaca tulisan-tulisanku yang bukan saja menginspirasi namun juga terkadang lucu dan penuh haru. Ikut membawa emosi si pembacanya.
*****
Kurang lebih setahun aku berada di Kompasiana. Banyak sekali keajaiban dari menulis yang kudapatkan dari blog bersama ini. Dari aku yang penulis curhat buku harian, hingga akhirnya aku bisa menulis 25 buku antologi, aku juga sebagai tim redaksi rubrik kuliner di majalah online Samara, juga aktif di beberapa blog atau grup penulisan buku di Facebook.
(sebagian dari buku-bukuku)
Sejak menulis di Kompasiana, tentunya kepercayaan diriku makin bertambah. Aku tidak lagi takut untuk berkompetisi dan mencoba hal-hal yang baru. Aku mulai berani rencana menulis novel berkolaborasi bersama mbak Noorhany Laksmi. Aku juga mulai berani untuk tampil pada acara undangan bedah buku antologi-antologiku. Ternyata, sangat menyenangkan bertemu dengan banyak orang. Saling belajar dan saling mensupport. Ikatan sesama penulis amatiran semakin kompak dan banyak memberi warna baru dalam keseharianku.
Sejujurnya, aku tak pandai menulis. Tulisanku hanya tulisan sederhana dan dengan bahasa yang juga sederhana. Rangkaian kata yang mudah dicerna, namun bermakna. Topiknyapun hanya topik ringan tentang keseharian yang banyak dialami oleh orang lain. Sebagian besar artikel yang aku tulis kisah nyata tentang anak-anakku. Artikel yang aku tulis tanpa rasa malu, lengkap dengan solusi penyelesaiannya. Jadi bukan hanya sebatas teori. Aku mendapatkan pengalaman karena saling belajar antara ibu dan anak. Aku berharap tulisanku bukan saja bermanfaat buat kami pribadi sebagai dokumentasi keluarga, tapi juga semoga bisa menginspirasi keluarga lain sebagai pembanding dan saling belajar dalam menghadapi berbagai karakter anak.