Musim ini, Santiago Bernabeu seolah kehilangan gemuruhnya. Real Madrid, klub dengan sejarah kejayaan yang panjang, harus menelan pil pahit: tanpa satu pun gelar utama. Kekalahan dari Barcelona di Copa del Rey, kegagalan di Liga Champions, dan tertinggal di La Liga menandai runtuhnya kejayaan Ancelotti. Kini, di tengah kekecewaan yang membuncah, hanya satu pilihan yang masuk akal: revolusi. Madrid harus membuka lembaran baru---sebelum terlambat.
Musim 2024/2025 menjadi salah satu musim paling mengecewakan dalam sejarah Real Madrid. Berawal dari kegagalan di Liga Champions usai dikalahkan Arsenal, dilanjutkan dengan kekalahan hari ini di final Copa del Rey melawan rival abadi Barcelona, dan kini di La Liga, Madrid tertinggal empat poin dari Barcelona dengan sisa pertandingan yang tidak banyak.
Melihat situasi ini, peluang Real Madrid untuk meraih trofi utama musim ini nyaris tertutup.
Di klub sebesar Real Madrid, musim tanpa gelar bukan sekadar hasil buruk. Ini adalah kegagalan yang memerlukan evaluasi besar. Dan tentu saja, dalam kultur sepak bola Madrid, ketika hasil tidak sesuai ekspektasi, yang pertama kali disorot adalah pelatih.
Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti bukanlah nama sembarangan. Ia telah mempersembahkan banyak trofi bergengsi untuk Real Madrid. Ia sosok yang dikenal sebagai "manajer para bintang" --- mampu menjaga ego pemain besar tetap harmonis di ruang ganti.
Namun, musim ini menunjukkan sisi lain Ancelotti: seorang pelatih yang mulai kehabisan ide.
Dalam beberapa pertandingan penting, Ancelotti terlihat lambat dalam melakukan pergantian pemain, kurang rotasi pemain, tidak fleksibel dalam taktik, dan kadang membiarkan lawan mengambil kendali permainan terlalu lama sebelum mencoba merespons. Real Madrid yang biasanya agresif, penuh determinasi, dan tajam, kini lebih sering tampil pasif dan seperti kehilangan arah.
Beberapa pengamat bahkan menilai bahwa Ancelotti terlalu bergantung pada kualitas individu pemain untuk menyelamatkan pertandingan, daripada menghadirkan pendekatan taktik yang segar.
Apakah ini salah semata-mata pada Ancelotti? Tidak sepenuhnya. Namun dalam sepak bola elit, terutama di Real Madrid, ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan cepat adalah dosa besar.
Mengapa Real Madrid Butuh Revolusi?