Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Penggiat Budaya | Pekerja Sosial | Fasilitator Pendidikan | Eks Pengawas Pemilu

KOMPASIANA AWARD - 2019: Most Viewed Content lebih dari 400.000 Pageviews - 2021: Nomine Best in Citizen Journalism - 2022: Nomine Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Real Madrid Tanpa Gelar! Ancelotti Harus Pergi?

27 April 2025   08:02 Diperbarui: 28 April 2025   04:25 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vinicius Junior dan Lamine Yamal memperebutkan bola dalam pertandingan final Copa del Rey (Piala Raja) antara FC Barcelona vs Real Madrid di Stadion La Cartuja di Sevilla pada 26 April 2025. (AFP/Pierre-Philippe MARCOU via Kompas.com)

Musim ini, Santiago Bernabeu seolah kehilangan gemuruhnya. Real Madrid, klub dengan sejarah kejayaan yang panjang, harus menelan pil pahit: tanpa satu pun gelar utama. Kekalahan dari Barcelona di Copa del Rey, kegagalan di Liga Champions, dan tertinggal di La Liga menandai runtuhnya kejayaan Ancelotti. Kini, di tengah kekecewaan yang membuncah, hanya satu pilihan yang masuk akal: revolusi. Madrid harus membuka lembaran baru---sebelum terlambat.

Musim 2024/2025 menjadi salah satu musim paling mengecewakan dalam sejarah Real Madrid. Berawal dari kegagalan di Liga Champions usai dikalahkan Arsenal, dilanjutkan dengan kekalahan hari ini di final Copa del Rey melawan rival abadi Barcelona, dan kini di La Liga, Madrid tertinggal empat poin dari Barcelona dengan sisa pertandingan yang tidak banyak.

Melihat situasi ini, peluang Real Madrid untuk meraih trofi utama musim ini nyaris tertutup.

Di klub sebesar Real Madrid, musim tanpa gelar bukan sekadar hasil buruk. Ini adalah kegagalan yang memerlukan evaluasi besar. Dan tentu saja, dalam kultur sepak bola Madrid, ketika hasil tidak sesuai ekspektasi, yang pertama kali disorot adalah pelatih.

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti bukanlah nama sembarangan. Ia telah mempersembahkan banyak trofi bergengsi untuk Real Madrid. Ia sosok yang dikenal sebagai "manajer para bintang" --- mampu menjaga ego pemain besar tetap harmonis di ruang ganti.

Namun, musim ini menunjukkan sisi lain Ancelotti: seorang pelatih yang mulai kehabisan ide.

Dalam beberapa pertandingan penting, Ancelotti terlihat lambat dalam melakukan pergantian pemain, kurang rotasi pemain, tidak fleksibel dalam taktik, dan kadang membiarkan lawan mengambil kendali permainan terlalu lama sebelum mencoba merespons. Real Madrid yang biasanya agresif, penuh determinasi, dan tajam, kini lebih sering tampil pasif dan seperti kehilangan arah.

Beberapa pengamat bahkan menilai bahwa Ancelotti terlalu bergantung pada kualitas individu pemain untuk menyelamatkan pertandingan, daripada menghadirkan pendekatan taktik yang segar.

Apakah ini salah semata-mata pada Ancelotti? Tidak sepenuhnya. Namun dalam sepak bola elit, terutama di Real Madrid, ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan cepat adalah dosa besar.

Mengapa Real Madrid Butuh Revolusi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun