Marga Sapay diberikan karena makanan yang seringkali dimasak akan selalu basi meskipun makanan tersebut masih panas. Basi dalam uab meto berarti pay. Kebiasaan inilah yang akhirnya melahirkan sebutan Marga Sopay atau Sapay.
Begitupun marga-marga yang lain. Tidak ada marga yang tidak bersejarah. Semua marga diberikan karena adanya kebiasaan unik, adanya peristiwa sejarah yang nenek moyang alami. Begitupun julukan setiap marga, diberikan karena adanya peristiwa sejarah.
Mengapa kebiasaan unik tersebut melahirkan marga? Dalam tradisi atoin meto, kebiasaan seseorang akan selalu dijadikan sebagai guyonan dalam panggilan karena itu identitik dengan orang tersebut. Seperti marga Sopay yang memanggilnya dengan guyonan hanya untuk membangkitkan rasa humor tetapi itu kemudian menjadi kebiasaan dan disematkan pada orang tersebut. Meski demikian, semua tidak melulu guyonan karena tergantung kebiasaan dan peristiwa sejarah yang dialami.
Bagi atoni meto, marga adalah nama yang penting digunakan sebagai nama belakang seseorang. Untuk mencegah kemungkinan perkawinan dalam marga yang sama karena dilarang keras atau dianggap tabu oleh hukum adat atoin meto meskipun garis keturunan sudah terpisah beberapa generasi.
Selain itu, memudahkan untuk memahami Genealogi. Genealogi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mengkaji secara khusus tentang garis keturunan dan sejarah.
Salam!
Kupang 16 November 2021
Neno Anderias Salukh