Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rem Darurat Anies, Bukti Kegagalan New Normal?

11 September 2020   08:52 Diperbarui: 11 September 2020   08:40 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan pada saat mengumumkan kembalinya PSBB (Dokumen Pemprov DKI Jakarta via kompas.com)

Secara khusus di Iran yang melakukan pelonggaran pembatasan sosial sejak 11 April 2020, mengalami peningkatan jumlah kasus harian pada tiga minggu berikutnya setelah pelonggaran diberlakukan. Kondisi ini kurang lebih sama dengan melonjaknya kasus harian di DKI Jakarta pada empat minggu sejak mulai diberlakukan PSBB transisi.

Beberapa bulan yang lalu, ketika pemerintah pusat mulai mengumumkan era new normal, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memilih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi daripada new normal. PSBB transisi merupakan pilihan pertama mengingat Jakarta yang merupakan pusat penyebaran Covid-19 belum sepenuhnya bebas dari lilitan virus corona.

Memang secara umum wilayah DKI Jakarta sudah menjadi hijau kuning yaitu jumlah kasus Covid-19 menurun, bahkan tidak ada lagi di beberapa wilayah. Akan tetapi, kewaspadaan terhadap lonjakan penyebaran perlu diantisipasi, perlu masa transisi menuju kondisi aman, sehat, produktif mengingat ada wilayah yang masih dikategorikan zona merah. 

Selain kewaspadaan, menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, penerapan PSBB transisi adalah bentuk ketidaksiapan Pemprov DKI Jakarta menuju era new normal. Karenanya perlu PSBB transisi sebagai periode edukasi, periode pembiasaan terhadap pola hidup sehat, pola hidup yang aman, pola hidup yang produktif sesuai dengan protokol Covid-19.

"Periode ini menjadi periode transisi. Saya katakan tadi menuju kegiatan sosial yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Periode ini juga adalah periode edukasi, periode pembiasaan terhadap pola hidup sehat, pola hidup yang aman, pola hidup yang produktif sesuai dengan protokol Covid-19," ujar Anies.

Karena itu, Pada masa PSBB transisi tersebut, Pemprov DKI melonggarkan aturan PSBB seperti memperbolehkan aktivitas perkantoran dan tak ada pembatasan waktu operasional untuk transportasi umum dengan mematuhi protokol kesehatan (Covid-19).

Namun, PSBB transisi berakhir buruk setelah peningkatan jumlah kasus dalam dua bulan terakhir mengalami trend peningkatan. 

Sejak PSBB Transisi diterapkan, peningkatan kasus baru masih terlihat normal seperti pada saat PSBB Total dengan 147 kasus per hari atau 4.115 kasus dalam waktu satu bulan.

Kondisi ini berbeda setelah periode berikutnya. Rupanya masa transisi satu bulan tersebut mempercepat laju peningkatan kasus baru, sejak Perpanjangan PSBB transisi dari tanggal 3 sampai 16 Juli, rata-rata kasus baru yang terjadi per hari meningkat menjadi 271 kasus.

Kemudian angka tersebut naik pada perpanjangan masa PSBB transisi berikutnya yaitu 287 per hari. Tren peningkatan ini semakin menjadi-jadi hingga awal September 2020, kasus harian melampaui angka 1000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun